DHUHA EVERYDAY

  • 2
Demi waktu dhuha! (al-Dhuha: 1)

Demi matahari dan sinarnya pada waktu dhuha! (al-Syams: 1)

Dua ayat Alqur'an di atas seharusnya sudah cukup untuk menarik perhatian kita terhadap keistimewaan waktu dhuha yang ingin Allah tekankan di dalam kitab-Nya yang mulia.

Hadis Rasulullah SAW, "Doa keselamatan yang datang dari salah seorang di antara kamu sekalian akan menjadi sebuah amal sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap suruhan kepada kebaikan adalah sedekah, dan larangan kemunkaran adelah sedekah. Sedekah juga dapat diperoleh melalui shalat dhuha 2 rakaat" (H.R. Bukhari no. 2989, Muslim no. 1668).

Dalam hadis yang lain, "Dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian (ruas tulang), maka wajib bagi setiap persendian diberi sedekah. Lalu mereka bertanya, siapa yang mampu melaksanakan semua itu wahai Rasulullah? Nabi SAW menjawab, kamu cukup menutup (membersihkan) air ludah yang ada di dalam masjid dan menyingkirkan sesuatu yang menghalangi jalan …. lanjutannya …. Jika itu semua tidak mampu engkau laksanakan, cukuplah bagimu melaksanakan 2 rakaat shalat dhuha" (H.R. Abu Daud, Kitab Shalat no. 1285, 1286, 5243).

Mengeluarkan sedekah untuk setiap persendian merupakan ungkapan rasa syukur atau terimakasih kepada Allah atas nikmat tubuh badan. Alangkah tidak berterimakasihnya kita jika selama ini telah memanfaatkan tubuh untuk melakukan berbagai hal, bahkan terkadang melakukan maksiat kepada Allah, namun tidak pernah sekalipun melakukan shalat dhuha.


Kesimpulannya tubuh kita punya sekitar 360 persendian yang perlu diberi sedekah.
Salah satu caranya dengan shalat dhuha, karena shalat dhuha juga merupakan sedekah. Mari melakukan shalat dhuha (minimal 2 rakaat) setiap hari. Dhuha everyday!

Saya yakin kita semua sepakat bahwa mengerjakan dua rakaat pada waktu dhuha bukanlah suatu perkara yang berat dan sulit. Maka, marilah kita ungkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat-Nya berupa 360 persendian (ruas tulang) yang kita miliki. Marilah kita berlomba menjadi hamba Allah yang rajin bersyukur.

Mulai sekarang, tanamkanlah di dalam hati bahwa kita setiap hari berhutang kepada Allah. Dan hutang tersebut baru lunas setelah kita melaksanakan minimal 2 rakaat shalat dhuha.

Semoga Allah, yang kita tiada berdaya dan upaya kecuali dengan izin-Nya, memberi kita taufiq dan hidayah agar kita mampu melaksanakan apa yg telah kita ketahui. Amin!

Catatan:

Di kalangan peserta Entrepreneur University (universitasnya para pengusaha sukses, insya Allah), shalat dhuha dikenal dengan shalat pengusaha. Karena shalat dhuha salah satu kunci meraih rezeki sepanjang hari.

THE WINNER VS THE LOSER

  • 0
The winner is always part of the answer
The loser is always part of the problem

The winner says, let me do it for you
The loser says, that’s not my job

The winner sees an answer for every problem
The loser sees a problem in every answer

The winner goes through a problem
The loser goes around a problem and never gets to it

The winner says, it may be difficult but it’s possible
The loser says, it may be possible but it’s difficult

The winner thinks, I’m good but not as good as I should or could be
The lose thinks, I’m not as bad as some others

The winner makes commitment
The loser makes promises

The winner focuses the gain
The loser focuses the pain

The winner is like a thermostat
The loser is like a thermometer

The winner makes it happen
The loser let it happen

Quiters never win; Winners never quit

(Author Unknown)

ALLAH NAK BAGI BARU

Barang saya hilang. Peristiwa ini terjadi ketika saya dan kawan-kawan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Taha Saifuddin (STS) Jambi akan berangkat ke lokasi Kukerta (Kuliah Kerja Nyata). Kukerta adalah salah satu mata kuliah wajib komponen institut yang berbentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.

Sebelum upacara pelepasan mahasiswa Kukerta oleh Bapak Rektor Prof. Dr. Mukhtar Latif, M. Pd, saya meletakkan barang saya betul-betul di depan pos satpam (pak guard). Setelah upacara pelepasan, saya dan Andika menuju ke Studio Bang Bahar untuk mengambil spanduk (banner) posko Andika dan memesan spanduk untuk posko saya. Begitu kembali ke depan pos satpam, tempat saya meletakkan barang, saya tidak menem
ukan lagi travel bag hitam merk EIGER type Noah's Ark size medium dan sleeping bag saya.

Semua baju saya yang baru diambil dari laundry awal pagi tadi telah hilang bersama travel beg saya. Kalau barang saya benar-benar hilang, berarti saya akan berangkat ke lokasi Kukerta hanya dengan pakaian yang melekat di badan.

Saya berusaha bertanya-tanya dan mencari-cari di angkot (angkutan kota) dan minibus tumpangan kawan-kawan mahasiswa untuk menuju ke lokasi Kukerta masing-masing, mungkin masih ada. Setelah sekian lama, saya belum juga menemukan barang saya yang hilang. Untuk sementara, saya hentikan dulu pencariannya tapi saya sudah menyusun strategi bagaimana akan mencarinya.

Safwan, kawan serumah saya di rumah KEBAM (Kelab Badminton Anak Malaysia), turut prihatin dan marah-marah kepada orang yang tega mengambil barang saya. "Sape la ambik bag ko? Tak tau ke dia yang ko tak de baju lain. Dah la baju baru lepas laundry. Wangi lagi tu!", begitu komentarnya. Saya sendiri tidak sampai marah sebegitu karena saya yakin tas saya hanya tersalah ambil oleh kawan-kawan yang lain. Saya hanya menjawab sambil tersenyum, "Tak pe! Allah nak bagi baru kot."
Saya mengendarai motor Honda Supra X tahun 2003 ke lokasi Kukerta mengikuti angkot yang ditumpangi kawan-kawan mahasiswi yang seposko dengan saya, posko XVI. Untuk pengetahuan pembaca, saya hanya sendirian mahasiswa di posko XVI, selebihnya semua mahasiswi. Saya juga tidak habis pikir bagaimana penyusunan peserta Kukerta oleh PPM (Pusat Pengabdian Masyarakat) IAIN STS Jambi sebagai panitia pelaksana. Tapi pasti itu semua ada hikmahnya.
Desa Kasang Pudak. Itulah lokasi Kukerta saya dan kawan-kawan. Hanya sekitar 25 menit mengendarai motor dari rumah sewa saya di Telanaipura. Mungkin sebab itulah saya dan Safwan jadi sering pulang-pergi Telanaipura-Kasang Pudak. Seminggu bisa pulang-pergi sampai 3-4 kali tanpa sepengetahuan kawan-kawan mahasisiwi seposko. Maaf ya kawan-kawan! :D Desa ini mendapat jatah dua posko mahasiswa Kukerta. Posko XV dan XVI. Posko XV hanya terdiri dari 2 (dua) anggota laki-laki, Safwan dan Jushar, selebihnya semua perempuan.
Setelah serah terima mahasiswa Kukerta dari Drs. Zulqarnain, MA, DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) kami kepada tokoh masyarakat yang diwakili oleh Pak Jono, Kepala Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda, saya meminta izin untuk pulang ke Telanaipura dengan alasan saya tidak punya pakaian lagi kecuali yang melekat di badan karena tas saya hilang. Hari pertama Kukerta tapi saya menginap di rumah KEBAM pada malam harinya.
Keesokan harinya setelah kembali ke Desa Kasang Pudak, saya, Safwan dan Jushar sepakat untuk menyewa rumah yang disebut oleh Safwan sebagai 'reban ayam' supaya kami tinggal terpisah dari kawan-kawan mahasiswi.

Sebelumnya saya sudah mengambil daftar nama seluruh peserta Kukerta di dinding pengumuman di kampus Telanaipura. Strategi saya adalah menghubungi semua kawan-kawan saya, Safwan dan Jushar yang ada di posko lainnya mengenai keberadaan barang saya di posko mereka. Dari semua yang saya hubungi, belum ada yang membuahkan hasil positif. Safwan kembali berkomentar seperti di atas. Saya pun kembali menjawab, "Mungkin Allah nak bagi baru."

Ketika ada kawan-kawan bertanya tentang kabar barang saya, saya hanya menjawab seadanya dengan menambahkan, "Mungkin Allah nak bagi baru". Sehingga kata-kata ini meresap di pikiran bawah sadar saya. Bahkan sekarang atau kapan pun saya mengalami musibah kehilangan, kata-kata ini akan muncul dan menenangkan hati dan pikiran saya.

Akhirnya, setelah hari raya Idul Fitri 1429H saya mendapat kabar positif dari posko Ulil Abshar. di daerah Sungai Gelam. Kabarnya mereka menemukan sleeping bag saya tapi tas saya tidak ada. Pikiran saya mengatakan tidak mungkin travel bag saya tidak di sana. Karena saya meletakkan sleeping bag saya betul-betul terikat di atas travel bag. Saya yakin seyakin-yakinnya.

Kapan saya menemukan travel bag saya? Setelah berakhirnya program Kukerta. Travel bag saya akhirnya ditemukan di posko Abshar, seperti. Begini ceritanya. Ketika kawan-kawan mahasiswa di posko Abshar akan pulang dari lokasi Kukerta, tuan rumah tempat mereka tinggal membawa sebuah travel bag, mungkin milik kawan-mahasiswa Kukerta yang tertinggal. Tapi mereka semua tidak ada yang merasa memiliki travel bag tersebut. Sampai akhirnya kawan saya Musa berinisiatif memeriksa isi tas tersebut dan menemukan nama saya tertera di kwitansi pembayaran laundry. Akhirnya travel bag saya tersebut ikut dibawa pulang ke Jambi.

Hikmahnya, saya mendapat banyak hal berharga dari kejadian tersebut. Di antaranya:
-Saya mendapat baju 'baru' peninggalan Shahril Rosli. :D
-Saya mendapat baju dan handuk baru, beli di Metro, Selincah.
-Saya mendapat celana 'baru' yang dikirim oleh adik saya, Sairul dari Malang. :D
-Saya dapat menanamkan pikiran positif ke dalam pikiran bawah sadar saya ketika terjadi musibah yang serupa, berarti
"ALLAH NAK BAGI BARU".
-Saya bisa menceritakan kembali peristiwa tersebut di blog ini. :D
-Dan lain-lain.

Yakinlah! Selalu ada hikmah di balik rencana Allah untuk kita.

KETIKA 'UTUSAN' ALLAH DATANG KEPADA KITA

  • 3
Raisul Fadhla menganggap peminta-minta yang datang kepada kita adalah 'malaikat' yang diutus oleh Allah. Siapapun dan bagaimanapun keadaannya. Terbesit perasaan menyesal dan kecewa jika tidak ada yang bisa diberikan untuk menolongnya. Karena bisa jadi melalui 'utusan' itulah Allah akan memberikan berkah yang melimpah kepada kita. Bagaimana dengan Anda? (8:48)

Status saya di facebook pada
12 November 2009 yang lalu itu mendapat beberapa respon yang positif. Hanya ada satu pertanyaan yang diajukan. Pertanyaannya adalah sebagai berikut, "Trus gimana dong dengan peraturan pemerintah yang melarang masyarakat untuk memberi pada peminta-minta, karena disinyalir peminta-minta yang berada di sekitar kita telah diorganisir dan disulap menjadi sebuah perusahaan 'CV/PT peminta-minta' yang mendatangkan rejeki bagi pengelolanya."

Saya menjawab pertanyaan tersebut dengan singkat, "Ana rasa kalimat 'siapapun dan bagaimanapun keadaannya' sudah menjawab pertanyaan A*****. W
allahu ta'ala a'lam bi al-shawab..."

Kawan, sejauh ilmu saya yang dangkal ini, Alqur'an dan Hadits hanya memberi petunjuk tentang 8 golongan orang yang berhak menerima sedekah/zakat (
al-Taubah: 60), di antaranya adalah golongan faqir dan miskin, tapi tidak pernah meletakkan syarat orang yang bagaimana yang tidak boleh ditolong. Tapi entah mengapa terkadang kita suka berdalih dan tangan kita terasa begitu berat utk terhulur.

Saya begitu menghormati profesi seseorang, bahkan 'profesi' sebagai peminta-minta sekalipun. Oleh karena sumber rezekinya dari meminta, adalah bentuk
syukur kita kepada Allah dengan membantunya karena profesi kita lebih baik dari dia. Coba bayangkan, begitu besar pengorbanan yang diperlukan untuk terpaksa menjadi peminta-minta.

Anda tahu profesi sebagai sales? Coba tanyakan kepada mereka bagaimana perasaannya ketika ditolak, padahal dia menjual sesuatu bukan meminta-minta. Bandingkan pula bagaimana perasaan seorang peminta-minta yang telah mengubur hidup-hidup harga dirinya, memotong putus urat malunya, demi secebis harapan supaya ada hati yang mengasihaninya, tapi semua pengorbanannya itu ditolak?
Semoga kita tidak termasuk orang yang suka menolak peminta-minta, walaupun hanya sekedar mengucapkan kata, "MAAF". Karena tidak ada seorangpun di dunia ini bercita-cita menjadi peminta-minta. Karena sekiranya kita benar-benar memahami konsep sedekah, maka sebenarnya kitalah yang 'perlu' kepada mereka bukan mereka yang 'perlu' kepada kita.

Anggap saja
peminta-minta yang datang kepada kita sebagai 'utusan' Allah yang datang untuk menguji nikmat rezeki harta kita. Atau anggaplah mereka sebagai 'utusan' khusus yang Allah antar kepada kita untuk mensucikan rezeki harta kita yang sudah lama tidak ditunaikan karena kesibukan, kelalaian atau kelupaan kita. Ketika 'utusan' itu datang, maka bersyukurlah! Bagaimana bentuk syukur itu seharusnya? Dengan membantu 'utusan' tersebut semampunya! Bertakwalah kepada Allah semampumu (jangan diartikan sekedarnya, tapi dengan usaha maksimal).

Wallahu ta'ala a'lam bi al-shawab.

HARGA SEBUAH KELALAIAN

Siang itu, Sabtu, 24 Oktober 2009, pukul 13:55 saya akan berangkat dari Selangor, Malaysia ke Jawa Barat, Indonesia dengan pesawat AirAsia rute Kuala Lumpur-Bandung. Berarti paling telat saya harus check in sebelum pukul 13:10 karena loket check in ditutup 45 menit sebelum boarding.

Posisi saya saat itu masih di kamar Mohd Hafizan di Kolej Ibu Zain, UKM. Sebelum berangkat, saya menyempatkan diri menulis status di facebook saya:

Raisul Fadhla akan ke KL Sentral. Kemudian ke LCCT untuk terbang ke Bandung, Jawa Barat dengan pesawat AirAsia pukul 13:55 waktu M'sia. Mohon doanya! (11:20)

Saya punya waktu kurang dari 1 jam 50 menit lagi sebelum check in ditutup dan 2 jam 35 menit lagi sebelum pesawat berangkat. Saya seharusnya berangkat lebih awal. Minimal 4 jam sebelum waktu boarding. Tapi berhubung pada pagi itu beberapa orang kawan -yang sudah sangat lama tidak bertemu- datang khusus untuk bersilaturahim, saya jadi lupa waktu. LALAI!

Rute perjalanan saya seharusnya adalah: Dari UKM ke Stasiun Komuter (kereta api listrik) UKM diantar oleh Firdaus Mokhtar naik motor. Dari Stasiun Komuter UKM ke KL Sentral dengan komuter. Kemudian dari KL Sentral menumpang Skybus menuju LCCT karena tiketnya sudah di-online booking.

Tapi untuk mengejar pesawat, rute perjalanan saya terpaksa diubah. Dari UKM ke Stasiun Komuter UKM diantar oleh Firdaus Mokhtar naik motor. Dari Stasiun Komuter UKM seharusnya ke KL Sentral, berubah menjadi Stasiun Komuter Salak Selatan. Dari situ saya beralih ke kereta ekspress KLIA Transit dengan tujuan KLIA (Kuala Lumpur International Airtport). Kemudian dari KLIA menuju LCCT, saya terpaksa menumpang taxi bandara 'Airport Limo (M) Sdn Bhd' yang harga tiketnya menyamai uang jajan saya seminggu (waktu masih kuliah di Jambi).

Pada tiket taxi tertera pukul 13:12. Berarti saya sudah terlambat 2 menit untuk check in. Saya bertanya kepada supir taxi, kira-kira dari KLIA menuju LCCT memakan waktu berapa lama. Katanya sekitar 20-30 menit. Wah! "Masih sempat insya Allah! Pokoknya usaha dulu! berhasil ngga berhasil, belakangan.", begitu pikir saya. Saya berusaha untuk tetap dalam keadaan alpha, positive thinking dan optimis sampai habis.

Dalam perjalanan, supir taxi tersebut sempat curhat ke saya kalau sebelumnya dia baru saja membawa bule (mat saleh-malay) dari KLIA ke LCCT. Bule tersebut menumpahkan kemarahan kepadanya karena sebelumnya dia menyewa taxi dari KL Sentral menuju LCCT dengan biaya RM90 (sekitar Rp 252.000,-) tetapi oleh supir taxi KL Sentral tersebut, bule itu dibawa ke KLIA. Jadi bule tersebut terpaksa menyewa taxi bandara lagi. Mana sudah terlambat lagi. Sebagai taxi yang ditumpangi, supir taxi bandara tersebut menjadi korban pelampiasan kemarahan bule tersebut. Kasihan juga dia! Orang lain yang salah, dia yang kena marah.

Dalam hati saya bergumam, "Abang ini ngga tau kalau saya sebenarnya juga sudah terlambat check in." Kalau saya pikir kembali, apa gunanya juga bule tadi mengumbar emosi apa lagi sampai marah-marah kepada supir taxi ini. Toh, tidak menyelesaikan masalah juga. Malah hanya memperburuk keadaan. Santai aja lagi! Kaya saya gitu! :D

Saya sampai di LCCT sekitar pukul 13:35, kira-kira 20 menit lagi sebelum pesawat take off. Masih sempat, insya Allah! Kalau saja tidak dalam keadaan alpha dan positive thinking yang tinggi, mungkin saya sudah putus asa dan tidak jadi meneruskan usaha. Soalnya loket untuk check in jelas-jelas sudah ditutup 45 menit sebelum take off, belum lagi nanti ada antrian untuk cap stempel paspor di loket imigrasi yang biasa antriannya cukup panjang dan lama. Namun karena "tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah" telah meresap kuat dalam pikiran saya, maka saya teruskan ikhtiar dengan tawakal yang tinggi kepada-Nya. Wallahu al-Musta'an.

Akhirnya, saya diizinkan untuk mendapatkan
boarding pass di loket check in. Satu! Dan untung saja tidak ada antrian di loket check in. Karena biasanya antriannya lumayan menguras waktu. Dua! Antrian di loket imigrasi juga tidak panjang. Hanya dua orang antrian. Tiga! Belum berakhir! Masih ada satu pos pemeriksaan lagi yang harus dilalui. Pemeriksaan barang bawaan dengan x-ray. Pun tidak ada antrian. Empat! Begitu lepas di pos pemeriksaan barang, petugas di pintu boarding langsung mengarahkan saya untuk menuju pesawat. Saya bergegas menuju pesawat yang sudah siap-siap mau berangkat. Akhirnya saya berhasil masuk dan duduk di kursi pesawat dengan tenang. Lima!


Saya baru saja melalui lima hal yang luar biasa (di luar kebiasaan). Bagi saya ini bukan sebuah kebetulan tapi merupakan kemudahan-kemudahan yang Allah atur dan rencanakan khusus untuk saya. Alhamdulillah katsira!

Adapun harga yang harus saya bayar untuk sebuah kelalaian ini berjumlah:
  • RM 3.30 - tiket komuter UKM-KL Sentral
  • RM 9.00 - tiket Skybus (burned)
  • RM 26.50 - tiket kereta ekspress KLIA Transit Salak Tinggi-KLIA
  • RM 42.20 - tiket taxi Airport Limo (M) Sdn Bhd KLIA-LCCT
  • Total RM 81.00 = Rp 226.8000,- (RM 1 = Rp 2.800,-)

Catatan:

Don't try this at home! But, always be positive! :D

Kalau ingin ke bandara, atur waktu yang 'aman' untuk berangkat supaya tidak terlambat!

Begitu sampai bandara, langsung check in! Karena terkadang antrian untuk check in cukup panjang. Belum lagi kalau ada antrian yang lainnya.

Khusus kalau berangkat dari bandara di Indonesia, siapkan sejumlah uang untuk airport tax!

Khusus bagi warga negara Indonesia yang ingin ke luar negeri, siapkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) sebagai syarat untuk bebas fiskal! Hari gini ngga punya NPWP, apa kata dunia? Tapi jangan cuma mau bebas fiskal aja! Pajaknya dibayar tiap tahun ya! Orang bijak taat pajak! :D

OPTIMIS SAMPAI HABIS

"Selama tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah (dan memang tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah), maka tidak ada pula yang tidak mungkin bagi kita.* (syarat dan ketentuan berlaku) Jadi, jangan pernah menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin."

Demikian kata-kata motivasi yang saya simpan di notes handphone saya. Kata-kata motivasi ini juga yang selalu saya ingat dan sering saya forward-kan kepada kawan-kawan supaya kata-kata motivasi ini meresap kuat dalam pikiran bawah sadar saya.

Ada beberapa peristiwa yang cukup berkesan bagi saya berkenaan dengan kata-kata motivasi di atas. Di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, ketika tas saya hilang waktu akan berangkat ke lokasi Kuliah Kerja Nyata (Kukerta). Kedua, ketika harus menyelesaikan skripsi S1 saya dalam tenggat yang cukup singkat. Dan ketiga, ketika saya harus mengejar jadwal keberangkatan pesawat Kuala Lumpur-Bandung.

Ketiga kisah tersebut akan saya ceritakan pada posting-an yang lain, insya Allah. Apa yang ingin saya sampaikan di sini, kita harus (wajib) berusaha semaksimal mungkin tentang apa yang ingin kita capai. Jika kita menghadapi masalah, sebagaimana pesan Kang Zen: Jangan katakan "Wahai Tuhan, masalahku sangat besar" tapi katakanlah, "Wahai Masalah, Tuhanku Maha Besar". Adapun bagaimana hasil akhirnya, semoga merupakan rencana terbaik yang Allah atur khusus untuk kita.

Kalau bisa bersikap positif, kenapa harus bersikap tidak positif? So, keep positive!

Wallahu al-Musta'an.

THE SECRET

  • 0
PENGUNGKAPAN RAHASIA (RINGKASAN)
  • Rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik-menarik (The Law of Attraction).
  • Hukum tarik-menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Jadi, ketika Anda memikirkan suatu pikiran, Anda juga menarik pikiran-pikiran serupa kepada diri Anda.
  • Pikiran bersifat magnetis, dan pikiran memiliki frekuensi ketika Anda memikirkan sesuatu, pikiran-pikiran itu dikirim ke semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal serupa yang berada di frekuensi yang sama. Segala sesuatu yang dikirim ke luar akan kembali ke sumbernya, yaitu Anda.
  • Anda seperti sebuah menara penyiaran yang memancarkan frekuensi dengan pikiran-pikiran Anda. Jika Anda ingin mengubah sesuatu dalam hidup Anda, ubahlah frekuensi dengan mengubah pikiran Anda.
  • Pikiran yang sedang Anda pikirkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda. Apa yang paling Anda pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup Anda.
  • Pikiran Anda menjadi sesuatu.
Penulis: Rhonda Byrne


Catatan:

Untuk membaca The Secret 2-10, harus terlebih dahulu log in dan menjadi kawan saya di facebook. :)


Keterangan:

Saya menganggap
LoA (The Law of Attraction) sesuai dengan hadis qudsi yang berbunyi, "Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba-Ku."

Saya memahami kekuatan Semesta yang dimaksud oleh penulis di atas adalah kuasa Tuhan pemilik semesta, Allah SWT. Bukankah hukum alam semseta juga kita kenal dengan sunnatullah?

Pikiran yang dimaksud di atas adalah pikiran yang selaras dengan perasaan (hati) atau keyakinan (pikiran bawah sadar).

Melalui semua yang telah dibaca dan dialami dalam hidup penulis dengan menggunakan
The Secret ini, kekuatan syukur lebih berkesan dibandingkan yang lain. Jika di dalam pengetahuan tentang The Secret ini Anda hanya melakukan satu hal saja, maka gunakanlah syukur sampai syukur menjadi cara hidup Anda. Ini sesuai dengan tuntunan ayat Alqur'an surah Ibrahim: 7, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu …”

Wallahu ta'ala a'lam.

DIRIKANLAH SHALAT BERJAMAAH

Sahabatku, shalat adalah tiang agama, perkara yang membedakan antara seorang muslim dan kafir (H.R. Muslim, kitab al-Iman: 82), juga perkara yang pertama kali dihisab pada hari akhirat (H.R. Tirmidzi: 413 dan Ibn Majah: 1425). Dan cukuplah shalat sebagai cermin kepribadian seseorang. Bukankah shalat dapat mencegah seseorang dari hal-hal keji dan munkar. Maka bagaimanakah menurut Anda kepribadian seorang muslim yang meninggalkan shalat? Dan bagaimana pula menurut Anda seharusnya kepribadian seorang muslim yang mendirikan shalat?

Sahabat, pernahkah kita mendengar riwayat yang mengatakan bahwa selama hayatnya Rasulullah SAW pernah melakukan shalat fardhu tidak secara berjamaah? Maka bagaimanakah shalat kita sebagai insan yang mengakui mencintai Rasulullah dan mengharapkan syafaatnya kelak tapi enggan mengikuti, bahkan terkadang meremehkan sebagian sunnahnya. Wa al-‘iyadzu billah! Padahal Allah SWT berfirman, "Katakanlah (Muhammad), 'Sekiranya kamu mencintai Allah, ikutilah aku! Niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali 'Imran: 31)

Ketahuilah bahwa di antara ciri-ciri orang munafik adalah malas melakukan shalat (al-Nisa’: 42), tidak shalat secara berjamaah, shalat berjamaah tapi sering masbuq. Bahkan pada zaman Rasulullah SAW sudah cukup menjadi tanda sebagai orang munafik apabila seseorang itu sering shalat di shaf belakang (meskipun tidak masbuq).

Maka bagaimanakah kedudukan seseorang yang meninggalkan shalat? Adakah hal itu disebabkan karena Allah enggan bertemu dengannya sebagaimana ia malas untuk menghadap Allah? Alangkah malang nasib seseorang yang lupa untuk mengerjakan shalat. Alangkah malang nasib seseorang yang lupa untuk mengingat Allah. Padahal Allah berfirman, “Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku” (Taha: 14).

Adakah ia telah lupa tujuan penciptaannya. “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menghambakan diri (beribadah) kepada-Ku” (al-Dzariyat: 56).

Karena ia telah menyia-nyiakan dirinya sendiri. Karena telah hilang rasa cintanya kepada Kekasihnya yang Agung. Bukankah ketika seseorang jatuh cinta, ia merasa rindu untuk bertemu dan suka bila disuruh?

Pertanyaan-pertanyaan di atas bukan untuk dijawab dengan lisan atau tulisan tapi jawablah dengan tindakan yang disertai iman.

Wallahu al-Musta'an. Wallahu ta'ala a'lam bi al-shawab.

Ya Allah, bantulah kami untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan memperbaiki ibadah kami kepada-Mu.

PENGUSAHA, GURU ATAU PENDAKWAH?

Tulisan ini tercetus dari hasil komentar di wall facebook Tadha MJ pada hari Kamis, 19 November 2009 yang lalu. Awalnya hanya komentar biasa namun kemudian berlanjut jadi diskusi panjang yang sayang jika tidak dibaca oleh yang lain.

Berawal dari komentar Tadha MJ kepada komentar saya sebelumnya, "dari pada jeut ke selebritis leubeh goet jeut keu pengusaha bg... ken nyoe meunan...???" (22:04)
Maksudnya: dari pada jadi selebritis lebih baik jadi pengusaha, Bang. Bukan begitu?

Saya langsung menanggapi, "Nyan that beutoi! Menurut Cashflow Quadrant (CQ), selebritis/artis duk quadrant blah wi atau istilah jih self-employeed. Meunyo na kerja, na peng. Meunyo hana kerja, kakeuh hana peng." (22:11)
Maksudnya: Itu sangat benar! Menurut Cashflow Quadrant (CQ), selebritis/artis berada dalam quadrant sebelah kiri atau istilahnya self-employeed. Kalau bekerja dapat duit. Kalau tidak bekerja ya sudah, tidak dapat duit.

Kemudian komentar saya ditanggapi oleh Laisa Lana, "Daripada jeut ke pengusaha, meundeng jeut ke guru..!" (8:30, keesokan harinya)
Maksudnya: Dari pada jadi pengusaha, lebih baik jadi guru!

Menanggapi komentar Laisa Lana, saya menulis sebagai berikut.

"Guru adalah profesi yang sangat mulia. Tanpa guru, tidak ada presiden, menteri, gubernur, walikota/bupati, pejabat lainnya, dokter, insinyur, pejabat, tentara/polisi, bahkan pengusaha sekalipun. Tanpa guru, kita tidak akan seperti kita sekarang ini. Guru yang dengan ikhlas mengabdi dan mencurahkan ilmunya, pahlawan tanpa tanda jasa.

Yang tidak mulia adalah mencari uang dengan profesi menjadi guru. Karena profesi guru di kuadran kiri. Dalam QC, istilahnya employee. Jadi duitnya pas-pasan, murid-muridnya yang kasihan.

Kenapa? Karena orang yang mencari uang dengan profesi guru, mua'allim, ustaz, teungku dan sebagainya uangnya pas-pasan, kerja maxi atau mini jatahnya tetap segitu. Jadi kalo memang ngga niat ngajar alias ngajarnya ngga ikhlas, pasti kerjanya mini, akhir bulan terima gaji. Kan murid-muridnya yang rugi..

Dulu waktu masih di Lampeneurut, RIAB (Ruhul Islam Anak Bangsa-pen) sekampus dengan PGSD Unsyiah (Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Syiah Kuala-pen). Ketika itu terbesit di hati saya ketika melihat kehidupan kuliah mahasiswa PGSD sebagai calon-calon guru, 'Meunyo lagee nyo calon guree, han kupeusikula aneuk lon di Aceh' (Maksudnya: Kalaulah begini yang jadi calon guru, saya tidak mau menyekolahkan anak saya di Aceh).

Tapi tidak sedikit juga guru yang jadi pengusaha, walaupun kecil-kecilan. Ada juga guru yang jadi pengusaha mapan. Saya kenal beberapa orang di antaranya.

Saya sendiri juga barusan diterima mengajar di MTQN Pahang. Tapi obsesi untuk menjadi pengusaha tidak pernah padam. Urusan gaji tidak pernah terlintas di benak saya. Karena bukan itu yang saya harapkan. Pendirian saya, dibayar ngga dibayar saya tetap mau mengajar insya Allah. Trus, uangnya dari mana? Ya dari usaha.

Oke, adik2ku yang baik!" (9:38)

Komentar panjang saya ini ditambah oleh Fajar Jamal,
"Tambah... Jangan jadikan dakwah sebagai ladang cari duit... tapi jadikan lapangan-lapangan kerja sebagai lahan kita berdakwah... Banyak khatib yang mengeluh dan membanding-bandingkan upah yang diberikan oleh mesjid-mesjid yang pernah mengundangnya... Sungguh sangat hina... Dia cuma menjual agama... dalil-dalil dari Tuhan menjadi murah... cuma 2 ratus ribu... atau mungkin 5 ratus ribu... etc. (11:05)

Saya menambahkan komentar saya di atas dengan menulis, "Pandangan saya tentang mahasiswa PGSD dulu bukan berarti di Indonesia, khususnya di Aceh tidak ada lagi sekolah yang bagus atau guru yang ikhlas. Alhamdulillah, atas kesadaran terhadap kebangkitan Islam telah banyak berdiri sekolah-sekolah alternatif seperti PAUD/TKIT, SDIT/MI, SMPIT/MTs, Dayah, Pesantren, Pondok, dan sebagainya. Saya sendiri sangat bersyukur dapat mengecap pendidikan tingkat SMU di RIAB. :)" (13:19)

Sebenarnya masih ada komentar-komentar yang lain. Tapi demikianlah inti dari diskusi panjang kami yang saya rasa penting untuk menjadi bahan bacaan kita bersama. Semoga bermanfaat.

Wallahu ta'ala a'lam bi al-shawab.

SEMUA ORANG BISA MENJADI KAYA

Sebelum membahas bagaimana semua orang bisa kaya, kita harus sepakat terlebih dahulu mengenai definisi kaya. Kaya adalah relatif. Sabagian orang merasa kaya ketika mempunyai uang sepuluh juta rupiah. Sebagian orang merasa tidak kaya walaupun sudah memiliki uang sepuluh miliar rupiah.

Robert T. Kiyosaki berpendapat bahwa orang kaya adalah apabila passive income-nya lebih besar daripada biaya hidup. Yang dimaksud dengan passive income di sini adalah uang yang masuk tanpa harus bekerja (financial freedom).

Passive income bisa kita capai dengan cara yang lambat atau cepat.
Bagaimana kaya dengan cepat? Adalah bagaimana menciptakan massive income?
Bagaimana kaya dengan aman? Adalah bagaimana menciptakan passive income?

Bagaimana menjadi kaya dengan cepat dan aman adalah kebalikan dari kenapa orang tidak kaya yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu:

Memiliki keyakinan yang benar dan bulat untuk menjadi kaya
Apa itu keyakinanya? Sesuatu yang kita yakini di dalam batin kita yang secara sadar atau tidak sadar menentukan sikap dan tindakan kita dalam hidup. Pentingnya keyakinan yang benar. Sesuatu yang masuk dalam diri kita dan kita yakini mempunyai pengaruh yang besar dan luar biasa untuk mengubah kita. Keyakinan datang dari pengalaman kita, dari apa yang kita baca, apa yang kita dengar, dan apa yang kita rasakan. Baik secara sadar maupun secara tidak sadar, keyakinan itu melandasi cara kita berpikir, berebicara, bertindak di masa sekarang serata di masa depan. Dan sering kali apa yang kita yakini menjadi kenyataan bagi kita. Sesuai dengan hukum tarik-menarik.

Menetapkan tujuan yang jelas dan mantap
Aktivitas tidak sama dengan produkvitas. Dalam hidup ini kita sering kali terjebak dalam aktivitas tanpa produktivitas karena kita tak menentukan tujuan yang jelas dalam hidup kita.
>Prinsip Dalam Menentukan Tujuan
-Tujuan harus dirumuskan dalam kata-kata positif dan lebih bagus lagi dalam bentuk kata-kata “sudah” dan tambahkan kata-kata positif secara emosi.
-Tujuan harus spesifik karena otak bawah sadar kita butuh tujuan yang mantap dan spesifik.
-Tujuan harus tertulis, Ketika menulis goal, tanpa sadar kita sudah menuangkan impian yang kabur manjadi kenyataan. Kita mengaktifkan RAS (reticular active system) dalam otak kita. RAS ini adalah alat di rudal yang berfungsi untuk mengejar target dan mengoreksi langkah bila salah arah sampai akhirnya rudal tersebut mengenai target.

Menumbuhkan keyakinan untuk mencapai tujuan

Merasa harus mencapai tujuan kita

Memiliki strategi yang terbukti membantu kita menjadi kaya dengan cepat dan aman

Mengetahui dan menggunakan jalur yang alamiah dan mudah

Membuat rencana yang realistis

Bertindak sesuai rencana dan memonitor proses

Bertanggung jawab untuk terus belajar dan bertindak

Ringkasan Financial Revolution oleh Tung Desem Waringin

KENAPA RAMAI ORANG TIDAK KAYA?

Di antara hal-hal yang menyebabkan orang tidak kaya adalah sebagai berikut:

Keyakinan yang salah atau saling bertabrakan
Faktor pertama yang bisa menjelaskan kenapa orang tidak kaya adalah keyakinan yang salah mengenai kekayaan, atau keyakinan yang saling bertabrakan antara kutub positif dan negatif sehingga menjadi netral.

Tujuan yang tidak jelas
Alasan kedua kenapa orang tidak kaya adalah karena tidak pernah menentukan tujuan atau tujuan terus berubah, sehingga tujuan menjadi tidak jelas. Kalau tidak menetukan tujuan hidup kita seperti naik taksi tanpa tujuan, waktu habis, uang habis, pikiran, terbuang, tenaga terbuang, yang lebih parah lagi kita tidak sampai ke mana-mana tetap di tempat atau sampai di tempat yang tidak kita suka.

Menganggap tujuanya mustahil
Hanya sedikit orang yang berani menetapkan tujuan namun di antara yang sedikit itu banyak merasa tujuannya itu mustahil.

Boleh saja orang menganggap tujuan kita mustahil, namun bila kita sendiri sudah mempunyai pendapat bahwa tujuan kita mustahil, hilang sudah kemungkinan untuk bisa mencapai tujuan tersebut. Dengan begitu dia tidak melakukan apa-apa untuk mencapai tujuannya. Kalau pun dia melakukan tindakan tertentu untuk mendekati tuujuannya itu, tindakannya akan asal-asalan, malas-malasan, ragu-ragu, tidak serius, penuh ketidakkesungguhan, tidak bertenaga, tidak fokus karena dia merasa apa yang dilakukan tidak akan mencapai tujuan.

Maka hasilnya pun bisa ditebak, tidak akan memuaskan. Bila hasilnya jelek, dia akan semakin percaya bahwa tujuanya mustahil hal ini akan memperparah keyakinanya yang salah – menganggap bahwa tujuanya mustahil.

Tidak merasa harus
Kalau kita tidak merasakan tujuan tersebut sebagai suatu keharusan, rintangan kecil saja sudah cukup untuk menggagalkan upaya untuk mencapai tujuan.

Tidak punya strategi yang terbukti berhasil

Tidak mengetahui jalur yang alamiah/paling mudah untuk mencapai tujuan

Tidak mempunyai rencana yang realistis

Tidak melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana

Tidak melakukan monitor dan penyelarasan

Meletakkan tanggung jawab terhadap orang lain
Tiga hal yang biasa terjadi pada seseorang, yaitu: B-E-J
-Blame (menyalahkan) orang lain, menyalahkan ekonomi, menyalahkan situasi. Orang ini tidak akan belajar dari kegagalannya, dan oarang yang belajar dari kegagalannya adalah orang yang gagal sesungguhnya.
-Excuse (beralasan), seperti mengatakan terlalu muda, terlalu tua, Cuma lulusan SMA, tidak berbakat, saya cuma..., saya tidak..., dan lain sebagainya. Orang seperti ini tidak akan bertindak sama sekali. Tanpa tindakan, tiada hasil.
-Justify atau pembenaran adalah upaya orang untuk menutupi kelemahan atau kemalasannya untuk berubah menjadi lebih baik dengan membenarkan keadaannya sebagai sesuatu kewajaran.

Mudah menyerah
Mereka menghentikan penggalian emas 30cm sebelum cangkulnya kena emas.

Tidak mengelola hidup seperti bisnis yang harus untung
Bila bisnis dalam sekian waktu tidak ada surplus, malah defisit bisnis tersebut akan ditutup, hasil usaha harus lebih besar dari pada semua biaya.

Terpengaruh oleh pesimisme dan optimisme orang lain
Ketika kita terpengaruh oleh orang lain, meskipun orang tersebut masuk dari 5% orang yang menguasai 90% uang yang beredar, kita dalam kondisi kurang menguntungkan. Karena kalau kita tidak punya sisem sendiri mungkin kita akan menang di suatu ketika. Namun kita tidak tahu kenapa kita menang hal ini akan mengakibatkan optimisme tanpa dasar yang kuat dan akan mengakibatkan kekalahan fatal berikutnya.

Tidak punya mentor yang baik.
Tanpa pembimbing, maka kita harus menempuh cara trial & error yang akan menghabiskan tenaga, waktu dan biaya dibanding bila kita bisa belajar dari orang yang sudah sukses di bidang yang kita inginkan. (Untuk mendapatkan mentor bisnis, saya merekomendasikan supaya Anda bergabung dengan Entrepreneur University)

Ringkasan Financial Revolution oleh Tung Desem Waringin

BISNIS DAN ENTREPRENEURSHIP RASULULLAH SAW

Salah satu aspek kehidupan Muhammad SAW yang kurang mendapat perhatian serius adalah kepemimpinan beliau di bidang bisnis dan entrepreneurship. Padahal sebagian besar kehidupannya sebelum menjadi utusan Allah SWT adalah sebagai seorang pengusaha. Muhammad SAW telah memulai merintis karir dagangnya ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu. Dengan demikian, Muhammad SAW telah berprofesi sebagai pedagang selama lebih kurang 28 tahun ketika beliau menerima wahyu. Angka ini lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama lebih kurang 23 tahun.

Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim. Dalam usia enam tahun ibunya meninggal dalam perjalanan kembali dari Yastrib setelah menziarahi kuburan ayahnya. Usia 6 tahun beliau sudah yatim-piatu. Sampai usia 8 tahun 2 bulan dibina dan dididik kakeknya Abdul Muthalib yang cukup berada.

Di usia ini kakeknya wafat, setelah itu ia dalam perlindungan pamannya AbuThalib yang tidak semapan kakeknya. Mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad berusaha meringankan beban pamannya. Ia menggembalakan kambing dengan naik turun bukit di sekitar Makkah.

Saat berusia 12 tahun Muhammad SAW mulai menyertai pamannya dalam perjalanan dagang pertama kali ke Syria. Abu Thalib sendiri tidak berniat hendak mengajaknya karena medan perjalanan yang sangat sulit melewati padang pasir yang luas. Namun karena Muhammad berkeras untuk ikut, ia terpaksa mengabulkan permintaan tersebut. Sejak itulah Muhammad SAW melakukan semacam kerja magang (internship) yang berguna kelak ketika beliau mengelola bisnisnya sendiri.

Jarak antara Makkah dan Syria ribuan kilometer. Bayangkan umur 12 tahun tidak naik pesawat atau mobil. Anak-anak sekarang umur 12 tahun sedang senang-senangya bermain. Masa kecil kita bukan masa teruji, bukan masa tertempa. Semua dimudahkan oleh orang tua kita.

Sepulang dari perjalanan dagang pertamanya, beliau begitu sering berbisnis bahkan sampai ke seluruh Jazirah Arab sudah terkenal seorang profesional muda bernama Muhammad. Pengalaman Muhammad dalam berdagang ke luar kota Makkah semakin bertambah seiring dengan usianya yang beranjak remaja. Menurut beberapa sumber, ketika berumur 16 tahun, ia ikut pamannya, Zubair, adik Abu Thalib dalam perjalanan kafilah dagang ke Yaman.

Agaknya, profesi sebagai pedagang ini telah dimulai lebih awal daripada yang dikenal umum yaitu dengan modal Khadijah. Ketika merintis karirnya tersebut, beliau memulai dengan berdagang kecil-kecilan di kota Makkah. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar kemudian menjualnya kepada orang lain. Sampai kemudian beliau menerima modal dari para investor dan juga para janda-janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana mereka, dan menyambut baik seorang yang jujur untuk menjalankan bisinis dengan kerjasama mudharabah.

Dengan demikian, terbukalah kesempatan yang luas bagi Muhammad SAW untuk memasuki dunia bisnis dengan cara menjalankan modal orang lain, baik dengan upah (fee based) maupun dengan sistem bagi hasil (profit sharing).

Dalam melaksanakan bisnisnya tersebut, beliau memperkaya diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya. Akibatnya, penduduk Makkah mengenal Muhammad SAW sebagai seorang yang terpercaya. Para pemilik modal di Makkah pada waktu itu semakin banyak yang membuka peluang kemitraan dengan beliau. Salah seorang pemilik modal tersebut adalah Khadijah yang menawarkan kemitraan berdasarkan mudharabah (bagi hasil). Dalam hal ini Khadijah bertindak sebagai pemilik modal (shahib al-mal), sementara Muhammad SAW pengelola (mudharib).

Di usia 25 tahun, beliau menikah dengan seorang milyuner bernama Khadijah. Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah, ada hal-hal yang kurang kita bahas. Kebanyakan yang kita bahas adalah ketika berumur 25 tahun beliau menikahi janda kaya raya. Hal ini terkesan negatif. Padahal ketika beliau menikahi Siti Khadijah maharnya mencapai 20 ekor unta yang sekarang jika ditaksir harganya kurang lebih setengah milyar rupiah. Subhanallah! Mana ada pengusaha muda di Indonesia yang mau memberi mahar begitu besar kepada istrinya. Biasanya yang menjadi trend sebagai mahar adalah seperangkat alat shalat. Padahal sebelum dan setelah itu shalatnya juga jarang-jarang.. Wa al-'iyadzu billah

Lebih kurang 28 tahun lamanya Muhammad SAW menjalankan usaha dagang. Wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Syiria, Basrah, Iraq, Jordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan di Jazirah Arab lainnya. Pasar-pasar yang beliau singgahi merupakan kota-kota utama di Jazirah Arab pada waktu itu. Pasar-pasar itu merupakan pasar regional bahkan internasional karena tidak hanya didatangi oleh penduduk setempat tetapi juga para pedagang bangsa-bangsa lain.

Hal lainnya yang amat jarang kita bahas adalah bagaimana Muhammad menjadi profesional. Umat Islam sekarang tertinggal karena kita tidak mengerti bagaimana menjadi profesional. Mengurus masjid kecil, mushalla, toilet, bahkan sandal saja repot sekali.

Nabi Muhammad SAW mengetahui bagaimana agar perdagangan bisa berhasil. Beliau juga tahu tentang hal-hal yang dapat merusak atau menghambat bisnis perdagangan atau merusak sistem pasar seperti kecurangan, menyembunyikan cacat barang, riba, gharar dan sebagainya. Hal ini tentu tidak dapat dijelaskan oleh orang yang tidak terjun langsung secara praktis dan merasakan dinamika perdagangan dan karakteristik para pelaku bisnis pada waktu itu.

Perjalanan karir Muhammad SAW di bidang perdagangan dapat dirumuskan sebagaimana berikut. Muhammad SAW telah mengenal perdagangan di usia 12 tahun atau diistilahkan dengan magang (internship). Hal ini terus berlangsung sampai usia 17 tahun ketika beliau telah mulai membuka usaha sendiri. Dengan begitu pada usia ini beliau sudah menjadi seorang business manager. Dalam perkembangan selanjutnya, ketika para pemilik modal di Makkah mempercayakan pengelolaan perdagangan mereka kepada Muhammad SAW, beliau menjadi seorang investment manager.

Ketika beliau menikah dengan Khadijah dan terus mengelola perdagangannya, maka status beliau naik menjadi business owner. Ketika usia beliau menginjak pertengahan 30-an, beliau menjadi seorang investor dan mulai memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi masyarakat. Pada saat ini beliau sudah mencapai apa yang diistilahkan sebagai kebebasan finansial (financial freedom) oleh Robert T. Kiyosaki.

Kemudian beliau sering menyendiri (uzlah) ke gua Hira’. Hal ini terus beliau lakukan sampai kemudian mendapat wahyu pertama. Sejak itu beliau memulai periode baru dalam hidupnya sebagai seorang rasul.

Jadi kita bisa membayangkan bagaimana dahsyatnya perjalanan hidup Nabi Muhammad ini. Hal ini yang jarang kita pelajari, bagaimana etos kerja beliau padahal beliau tidak ada uang. Jadi jangan merasa malu lahir dari keluarga kurang mampu, Rasul bahkan lahir tidak punya ayah. Jangan merasa berpendidikan rendah, Nabi saja tidak pernah sekolah. Jangan merasa tidak punya modal, Nabi pada awalnya juga tidak punya modal sama sekali. Tidak ada alasan yang perlu dibuat-buat. Kita paling hobi memperbanyak alasan. Padahal alasan tersebut hanya akan lebih memperjelas kelemahan kita.

Mengeluh, mencela tidak akan menyelesaikan masalah. Kalau ada masalah yang dapat terselesaikan, silakan saja mengeluh sepuasnya. Kalau ada yang bisa selesai dengan umpatan dan makian, silakan mengumpat. Kita tidak punya banyak waktu, waktu kita terbatas. Satu-satunya pilihan adalah kita harus bangkit. Allah Maha Kaya, mau seperti apa saja keadaannya, rezeki Allah tidak akan berkurang. Ini rumusnya yang akan kita coba bahas.

Kita sudah disiapkan untuk sukses oleh Allah. Sudah diilhamkan potensi baik atau buruk. Kita sebelum dilahirkan ke dunia sudah pernah bertarung dengan 150 juta pesaing yaitu sel sperma dan yang menemui sel telur adalah kita. We are the winner!!! Kita pernah memasuki persaingan dan kita menang. Kenapa ketika kita sudah hidup kita bisa kalah???

Kewirausahaan (entrepreneurship) tidak terjadi begitu saja tetapi dari suatu proses yang panjang dan dimulai sejak beliau masih kecil. Menurut kebanyakan ahli leadership, pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan seseorang. Pengalaman masa kecil juga dapat menimbulkan dorongan dan daya kritis, kemauan mencoba, disiplin dan sebagainya yang akan membantu seseorang untuk mengembangkan rasa percaya diri serta keinginan berprestasi.

Ternyata semua wirausahawan sejati tergantung dari masa kecilnya. Masa kecil seseorang itulah yang menentukan kualifikasi enterpreneurship orang tersebut. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu ditolong maka bersiaplah menjadi seorang yang tidak berdaya, mudah menyerah.

Kedua, Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat sebagi nabi tidak punya apa-apa, mengapa setelah itu dapat menjadi orang kaya tanpa modal. Karena modal yang beliau punyai adalah Al-Amin yaitu orang yang credible. Mulai sekarang kita harus buat track record menjadi orang yang terpercaya dalam kehidupan kita. Modal kita itu adalah nama baik kita.

Demi Allah, uang itu kecil. Nama baiklah yang mahal. Maka, jangan pernah terpikir untuk licik. Mulut kita satu-satunya ini tidak boleh lagi berdusta. Mulut ini yang membuat kita kehilangan hidup, uang, dan kehormatan kita. Jangan main-main soal bohong ini! Tidak mengapa kita diremehkan, disisihkan dan dikeluarkan karena kita jujur. Daripada kita menjadi sebaliknya...

Karena kita tidak pernah bisa menikmati hidup selama kita berbohong. Cari rezeki tidak perlu bohong, Allah SWT lebih mengetahui kebutuhan kita daripada kita sendiri. Tiap kita itu sudah ditentukan rezekinya, tidak mungkin Allah menciptakan kita tanpa rezeki.

Rezeki dapat dibagi menjadi tiga, yaitu rezeki yang pertama adalah rezeki yang dijamin pasti ada, yaitu makan. Pada saat kita bayi kita tidak bisa mencari makan, apakah kita takut. Hal ini karena kita yakin sudah dijamin. Ari-ari dipotong, setelah itu mendapatkan makanan dari air susu ibu. Jadi setelah kita sebesar ini, apakah masih takut tidak makan. Yang harus kita takuti adalah makan makanan yang kita tidak ketahui halal/haramnya. Demi Allah, kita akan ada rezekinya.

Rezeki yang kedua adalah rezeki yang digantungkan. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu merubah nasibnya sendiri. Semua sudah ada ukurannya sendiri. Justru akan gawat kalau rezeki kita sama semua. Kalau kita mencarinya di jalan Allah. Rezeki dapat, pahala dapat, barakah namanya. Kalau mau licik boleh-boleh saja. Rezeki dapat, dosa dapat, haram namanya.

Pencuri, koruptor itu mencuri hartanya sendiri. Kalau dia shaleh pasti ketemu rezekinya. Tidak perlu pakai curang. Tidak mungkin Allah menyediakan rezeki kalau harus pakai cara curang. Jujurlah pasti akan ketemu rezeki tersebut, mau kemana lagi. Ingatlah teori bayi, ketika menangis dengan suara pelan sang ibu hanya menenangkan dan tidak memberi makan. Kemudian si bayi menangis dengan berteriak tentu akan menarik perhatian dan ibu akan memberi makan kepadanya.

Mungkin kita tidak beruntung bukan karena tidak ada jatah kita, tapi kita tidak mengambilnya atau kita hanya mengambil sedikit. Jangan-jangan jatah kita seratus juta perbulan atau bahkan dua puluh empat milyar tapi hanya mengambil lima ratus ribu. Jika sudah bekerja keras itu masih belum cukup. Bekerja keras itu urusan fisik, bekerja cerdas itu urusan otak dan bekerja ikhlas itu urusan hati. Kalau ketiganya jalan bersamaan insya Allah rezekinya mudah.

Rezeki yang ketiga adalah rezeki yang dijanjikan. Kita harus jatahkan, setiap mendapatkannya harus langsung dikeluarkan sedekah/zakatnya. Demi Allah, Allah sudah berjanji barangsiapa yang ahli syukur, Allah akan tambahkan nikmatnya. Tidak akan berkurang harta dengan sedekah, kecuali bertambah dan bertambah. Inilah rumusnya kalau tidak mau harta kita sia-sia.

Wallahu ta’ala a’lam bi al-shawab

Dari berbagai sumber (di antaranya: Aa' Gym dan Syafi'i Antonio)