MENGAPA MENULIS BLOG?


Website yang sering saya ikuti dari dulu adalah saifulislam.com, blog milik Ustaz Hasrizal alias Abu Saif. Namun belakangan ini saya juga suka membaca hasanhusaini.comblog milik Ustaz Ihsan Fadhli, junior saya di Darul Quran JAKIM. Mungkin karena kedekatan emosional antara abang dan adik yang membuat saya begitu hanyut menikmati buah pikiran adik saya tersebut.

Saya tidak ingat lagi kapan pertama kali saya menulis di blog. Sebelumnya saya pernah menggunakan blog di friendster dan multiply. Tapi entah kenapa, akhirnya saya tidak pernah posting tulisan lagi di kedua blog tersebut. Kedua blog saya tersebut akhirnya mati suri sampai sekarang.

Adapun blog ini, saya juga tidak ingat kapan pertama sekali saya mengaktifkannya. Tapi dari info yang saya lihat di 
 
profil, ternyata blog saya ini pertama sekali diaktifkan pada Oktober 2006, beberapa bulan setelah saya tamat belajar di Darul Quran JAKIM.

Kembali pada judul di atas, kenapa menulis blog? Titik awal kesadaran yang membuat saya terdorong untuk mengaktifkan kembali blog saya ini adalah tulisan adik saya, Ustaz Ihsan Fadhli, yang berjudul Wasiat Terbuka Untuk Huffaz. Wasiat yang disampaikan memang sangat mengena.Jazakumullahu ahsan al-jaza' saya ucapkan kepada adik saya, Ustaz Ihsan Fadhli. Saya yakin ada begitu ramai yang sudah, sedang dan akan terkesan dengan wasiat tersebut. Bisa jadi, Anda yang sedang membaca ini adalah yang berikutnya.

Di samping itu, sebagaimana pesan Ustaz Marwan Bukhari, 'adik' dari adik saya, Ustaz Ihsan Fadhli, di dalam blognya juga semakin memotivasi diri ini supaya terus berkontribusi untuk dakwah melalui penulisan di blog. Pesan Ustaz Marwan Bukhari berbunyi,
"Aku akan terus menulis. Biarpun karyaku tidak sehebat al-Maududi, al-Ghazali mahupun al-Syafie. Sekurang-kurangnya akan menjadi burhan di hadapan Ilahi. Bahawa jari-jari ini pernah menari di pentas tarbawi."
Motivasi saya semakin bertambah begitu membaca tulisan Ustaz Zaharuddin tentang Web dan MotivasiBeliau berpendapat sebagai berikut,
"Saya bermotivasi untuk membuat pengisian di web ini hanya kerana merasakan ia mampu membantu akhirat saya. Saya dan keluarga ingin selamat di akhirat, saya ingin selamat di barzakh, saya tahu saya perlu letih untuk itu."  
"Saya syukur kerana web yang baru berumur setahun jagung ini sudah punyai pelawat yang boleh tahan ramainya. Saya amat gembira kerana melaluinya saya mampu menyampaikan ilmu walaupun saya sedang tidur, ketika saya sedang bertugas. Setiap detik pelawat memanfaatkan ilmu di web ini."
Membaca tulisan Ustaz Zaharuddin di atas, saya langsung teringat kepada Saudara Jais Bin Md Deros (Allahumma irhamhu!), pemilik blog www.walangkopo.blogspot.com. Salah seorang penulis blog yang telah berpulang kepada Allah pada 25 September 2009 yang silam karena kanker paru-paru yang dideritanya. Namun blog beliau masih ada dan bisa dibaca oleh siapa saja bahkan setelah kepergiannya. Subhanallah! Semoga tulisan beliau tersebut turut menjadi sunnah hasanah.

Catatan:

Saya baru sekali sempat menghadiri program yang salah satu pemberi materinya adalah Ustaz Hasrizal. Ketika itu saya beserta 'adik-beradik' yang lain mendapat amanah untuk melaksanakan sebuah program tarbiyah.

Kedekatan saya dengan Ustaz Ihsan Fadhli sebelumnya tidak begitu rapat karena beliau masuk ke Darul Quran JAKIM pada bulan Mei 2006 sedangkan pada bulan Maret tahun yang sama status saya sudah berubah menjadi alumni Darul Quran JAKIM. Tapi kenangan bersama Ustaz Fadhli dan sahabat serta sahabiyah di Janda Baik, masih terpahat indah di hati ini. Dan sejak mengikuti facebook dan blog beliau, ikatan itu menjadi semakin erat al-hamdu lillah!

Ustaz Marwan Bukhari, saya hanya mengenal beliau melalui blog beliau dan sampai saat ini kami belum sempat bertatap muka. Suatu hari nanti jika saya berkesempatan untuk berziarah ke Darul Quran JAKIM, insya Allahsaya bisa bertemu dengan ustaz muda ini.

Sedangkan dengan Ustaz Zaharuddin, saya hanya bertemu sekali di sebuah sekolah di sekitar Cheras. Pertemuan yang ringkas tapi cukup bermakna bagi saya dan 'adik-beradik' yang lain.

Wallahu ta'ala a'lam.

1 comment: