LEBIH BAIK SEDEKAH

  • 3
Lebih baik sedekah sedekah 1 ribu dengan ikhlas daripada sedekah 10 ribu tapi tidak ikhlas. Tapi lebih baik sedekah 10 ribu dengan ikhlas daripada sedekah 1 ribu tapi tidak ikhlas. Namun menurut yang menerima, "Lebih baik 10 ribu daripada 1 ribu. Masalah ikhlas atau tidak, urusan yang memberi dengan Allah. Yang penting saya menerima dengan ikhlas." :D

Lebih baik sedekah 1 ribu sebanyak 10 kali daripada sedekah 10 ribu tapi hanya sekali. Karena 1 x 10 berbeda dengan 10 x 1. Namun yang lebih baik lagi sedekah 10 ribu sebanyak 10 kali, 10 x 10. :D

Catatan:

Sedekah di bulan Ramadhan lebih baik daripada bersedekah di bulan lainnya. Jika sebelum ini kita (memang) kurang bersedekah, maka saat ini adalah kesempatan untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Jika sebelum ini kita sudah (merasa) banyak bersedekah, maka kali ini kita mesti bersedekah lebih banyak dari sebelumnya. Kalau sama atau malah kurang dari sebelumnya, maka sesungguhnya kita termasuk orang-orang yang sangat malang. :( Wa al-'iyadzu billah!

Jika Ramadhan pergi, jangan sampai kita susah untuk bersedekah. Jangan pula kita menunggu Ramadhan datang, baru mau bersedekah. Karena Tuhan Ramadhan dan Tuhan bulan-bulan yang lainnya adalah Tuhan yang sama. Semestinya ibadah kita kepada-Nya tidak mengira masa. Karena salah satu bukti bahwa suatu ibadah itu dilakukan dengan ikhlas adalah istiqamah (konsisten).

Jadi, jangan takut susah karena sedekah! Dan jangan takut sedekah karena susah! Hidup mudah memang penting. Tapi sedekah jauh lebih penting dari hidup mudah. Jangan tunggu hidup mudah baru bersedekah. Tapi bersedekahlah maka hidup Anda akan mudah. Sedekah membawa berkah!

DRIVER TAXI YANG BERINTEGRITI

  • 0
Seperti biasa, setiap hari Ahad pukul 9.30 malam saya menumpang bus Transnasional dari Seremban ke Kuantan. Biasanya sampai ke Kuantan pukul 2.30 pagi. Tapi selama bulan Ramadhan ini, bus sampai di Terminal Makmur, Kuantan lebih awal.

Pada waktu seawal pagi begitu, saya memilih taxi sebagai sarana transportasi dari Terminal Makmur ke Ma'had di Tanjung Lumpur. Biayanya RM15 (sekitar Rp 42 ribu). Kadang-kadang saya coba bertanya kepada driver prebet sapu (mobil peribadi yang dijadikan taxi tidak resmi yang biasanya menunggu penumpang turun di depan pintu bus) berapa biaya transport dari Terminal ke Tanjung Lumpur. Biayanya lebih mahal dari taxi resmi. :) Kalaupun sudah diminta kurang, biayanya hampir sama dengan biaya taxi resmi. Ironis bukan? Untuk itu, saya lebih memilih taxi resmi daripada prebet sapu.

Pengalaman saya menumpang taxi pada hari Senin, 23 Agustus 2010 yang lalu merupakan pengalaman yang sangat berharga. Tanpa saya sadari, salah satu handphone saya tertinggal di dalam taxi yang saya tumpangi. Sekadar info, saya menggunakan dua handphone. :">

Pada waktu sahur saya mencari-cari handphone saya tersebut di kamar. Mungkin ada tapi saya tidak tahu di mana letaknya. Jadi untuk mencarinya, saya menelefon handphone tersebut. Setelah beberapa saat ternyata ada seseorang yang menjawab, yaitu driver taxi yang saya tumpangi tadi. Beliau berkata akan mengantar handphone saya ke Ma'had pagi nanti. Saya mengatakan kepadanya supaya menitipkan handphone saya tersebut pada petugas security di gerbang masuk Maahad supaya urusannya mudah dan cepat.
Sejujurnya saya merasa kagum dengan niat baiknya untuk mengembalikan handphone Nokia 1200 yang saya beli dengan harga RM 120 pada April 2008 itu. Kalau sekarang handphone itu dijual, mungkin hanya laku RM50. Itu pun kalau ada yang mau membeli. Karena kondisi fisik luarnya sudah agak memprihatinkan. :">

Sebagai bentuk terima kasih dan penghargaan, saya menyiapkan hadiah kepada driver taxi tersebut berupa duit dan surat ucapan terima kasih. Setelah menyiapkan hadiah di dalam sebuah envelope, saya melangkah ke pos security untuk menitipkan hadiah tersebut kepada petugas security supaya memberikan envelope tersebut kepada driver taxi yang akan mengembalikan handphone saya.

Tapi ternyata handphone saya telah dikembalikan oleh driver taxi yang jujur dan amanah tersebut sebelum saya sempat menitipkan hadiah untuknya di pos security. Saya merenung memikirkan hal itu. Hadiah yang telah saya siapkan tadi masih di tangan saya. Tentu ada hikmah besar yang Allah ajarkan kepada saya melalui peristiwa ini. Alhamdulillah atas segala rencana dan ketentuan-Nya.

Walau bagaimanapun, saya tetap berniat untuk menghadiahkan duit tersebut dalam bentuk sedekah bagi pihak driver taxi yang memiliki integritas itu. Semoga Allah SWT membalas budi baik dan sedekah tersebut dengan sebaik-baik balasan dan balasan yang berlipat ganda. Allahumma amin!

MARHABAN YA RAMADHAN

  • 1
Syukur, alhamdulillah! Masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bersua dengan Ramadhan kali ini.

Bagi saya, Ramadhan adalah sarana yang sangat baik untuk mencapai taqwa. Jika dalam bulan Ramadhan kita tidak bisa berubah menjadi peribadi yang lebih baik, maka pada bulan yang lainnya kemungkinan itu lebih kecil. Namun yang perlu diketahui bahwa taqwa bukanlah destinasi (tujuan) akhir. Karena taqwa bisa meningkat dan berkurang menurut kadar iman seseorang. Taqwa adalah suatu proses yang akhirnya bermuara kepada ridha Allah SWT.

Sebelum-sebelum ini ketika saya bertanya kepada diri, "Sudahkah bersedia jika Izrail mencabut nyawa?" Saya pasti bahwa saya masih belum bersedia. Oleh karena itu, saya bertekad menjadikan Ramadhan kali ini sebagai momentum untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah. Sehingga jika ditakdirkan ini adalah Ramadhan yang terakhir bagi saya, semoga saya dalam keadaan yang bersedia untuk menghadap-Nya. Semoga kita semua dijemput dalam keadaan husn al-khatimah. Amin!

RANGKAIAN IBADAH NIKAH VOL 3 (PERSIAPAN KEUANGAN)

  • 0
Ketika seseorang telah membuat keputusan untuk berkhitbah (bertunang), maka semestinya dia telah siap atau sekurang-kurangnya mulai membuat persiapan untuk hari yang paling bersejarah dalam hidupnya dan keluarganya kelak.

Beberapa waktu sebelum menikah, saya sendiri pernah ditanyakan bagaimana kesiapan saya. Sebagian jawaban atas pertanyaan tersebut saya tulis dalam judul KESIAPAN MENIKAH.

Di antara beberapa hal yang perlu disiapkan seorang laki-laki sebelum memikul amanah sebagai suami adalah kesiapan dari sudut spiritual, emosional, konsepsional, fisik, material dan sosial.

Dari beberapa hal di atas, kesiapan dari sudut material (keuangan) menjadi beban pikiran paling berat bagi pemuda sekarang untuk menikah, apakah keuangan sebelum, ketika maupun setelah menikah.

Ada berbagai cara untuk menyelesaikan masalah ini. Berbisnis, berinvestasi, berhutang, mencuri atau menipu (dua cara yang terakhir salah di sisi agama dan hukum). Hanya saja apakah cara-cara tersebut benar-benar menyelesaikan masalah atau malah menambah masalah baru. Apa yang pasti, Allah hanya menerima ibadah (termasuk ibadah nikah) yang ikhlas diniatkan karena-Nya serta dilakukakan dengan cara yang sah di sisi agama-Nya.

Bagi yang masih memiliki jangka waktu yang panjang, maka peluang untuk membuat persiapan menjadi lebih mudah. Bagi yang sudah kesempitan waktu, saya doakan semoga tidak hilang arah sehingga menempuh cara-cara yang dibenci Allah. Wa al-'iyadzu billah!

Saya juga pernah mengalami masalah keuangan ketika hendak menikah. Tetapi alhamdulillah Allah berkenan memberi petunjuk kepada saya dalam menyelesaikan masalah tersebut. Kini saya terdorong untuk untuk menyampaikan cara tersebut kepada para pembaca sekalian. Semoga dapat membantu. Amin!

Tentu Anda tidak sabar ingin mengetahui cara apa yang saya gunakan, bukan? Caranya sangat sederhana. SEDEKAH! Sekurang-kurangnya 10% dari yang kita perlukan. Karena Allah akan membalas setiap kebaikan (sekurang-kurangnya) 10 kali lipat (al-An'am: 160). Bersedekahlah dengan penuh keyakinan terhadap janji Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah pasti akan memenuhi janji-Nya.

Katakanlah Anda memerlukan biaya untuk menikah sebanyak RM 10 ribu. Maka Anda perlu bersedekah sekurang-kurangnya RM 1 ribu kepada orang atau orang-orang yang sangat memerlukannya.

Setelah itu, berikhtiar dan bertawakkallah kepada Allah. Jangan pernah sedikitpun berburuk sangka apa lagi sampai meragukan kuasa Allah!

"Untuk sendiri saja tidak cukup, bagaimana mau bersedekah kepada orang lain?" Kalau begitu, kenapa Anda berani mengambil keputusan untuk menikah, jika 10% dari biaya menikah saja tidak mampu Anda penuhi? :)

"Aku (Allah) sesuai persangkaan hamba-Ku." (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa'i dan Ibnu Majah). Bagi saya, sedekah adalah jawaban untuk segala masalah keuangan. Saya meyakini hal itu. Karena begitulah cara saya memahami petunjuk Allah dalam surah al-An'am: 160 dan hadis Nabi SAW bahwa harta tidak akan berkurang dengan bersedekah (H.R. Muslim). Bahkan dalam surah al-Baqarah: 261, Allah menjelaskan bahwa sedekah dibalas sebanyak 700 kali lipat atau malah lebih bagi sesiapa yang Allah kehendaki.

Saya telah beberapa kali membuktikan sedekah sebagai jalan penyelesaian masalah keuangan dan kunci pembuka pintu rezeki Allah Yang Maha Luas lagi Maha Kaya. Kini, giliran Anda pula untuk membuktikannya. ;-) Selamat mencoba! Mudah-mudahan ketagihan! :D

Masih bersambung...


Catatan:

Jadi, jangan takut susah karena sedekah! Dan jangan takut sedekah karena susah! Hidup mudah memang penting. Tapi sedekah jauh lebih penting dari hidup mudah. Jangan tunggu hidup mudah baru bersedekah. Tapi bersedekahlah maka hidup Anda akan mudah. Sedekah membawa berkah!

RANGKAIAN IBADAH NIKAH VOL 2 (BERTUNANG)

  • 0
Ada pembaca yang bertanya kepada saya tentang hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan, termasuk tentang pertunangan. Saya sadar bahwa saya bukanlah orang yang pakar dalam hal ini. Apa yang saya tulis hanyalah sekadar berbagi ilmu dan pengalaman yang tidak seberapa. Harapan saya, semoga ada manfaat walaupun sedikit dari apa yang saya tuliskan.

Kali ini saya menulis tentang pengalaman pertunangan saya. Mudah-mudahan sekaligus bisa menjawab sebagian pertanyaan yang pernah diajukan kepada saya. Tulisan ini juga merupakan sambungan dari kisah sebelumnya. Bagi yang belum membaca bagian sebelum ini, dipersilakan untuk terlebih dulu membaca RANGKAIAN IBADAH NIKAH VOL 1. Terima kasih!

Tempo Pertunangan

Saya bersyukur karena tempo pertunangan saya dan isteri sangat singkat. Saya berta'aruf sekaligus berkhitbah (secara syara', bukan secara adat) dengan isteri saya pada tanggal 11 April dan kami menikah pada tanggal 11 Juni. Hanya 2 (dua) bulan jarak di antara pertemuan kami kali pertama dengan majlis pernikahan kami.

Hikmahnya, dalam jangka waktu tersebut kami lebih disibukkan dengan hal-hal pengurusan pernikahan. Ini juga menyebabkan saya dan isteri lebih mudah dalam menjaga perhubungan agar tidak ternoda dan terhindar dari sebarang fitnah.

Selama tempo pertunangan kami hanya bertemu 3 kali. Yaitu (1) ketika kami memilih kain dan mengukur pakaian untuk acara walimah, (2) ketika mengurus dokumen pernikahan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur dan (3) pada waktu mengurus dokumen pernikahan di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri sembilan di Seremban. Kesemua pertemuan itu disertai oleh ayah mertua saya. :)

Tentang perhubungan lainnya. Kami pernah berhubung melalui e-mail, Yahoo Messenger dan sms dengan syarat hanya berhubung untuk hal-hal yang perlu. Insya Allah kita bisa mengukur sendiri bagaimana yang dimaksud dengan perlu atau tidak. Tapi jangan pula disebabkan begitu, sengaja mencari-cari 'keperluan' agar bisa berhubung.

Bagaimana dengan pembicaraan melalui telefon? Sekedar informasi, saya baru berbicara melalui telefon dengan isteri saya setelah acara walimah al-'urs. :D Karena saya termasuk jenis laki-laki yang tidak berbicara dengan perempuan kecuali benar-benar perlu dan mendesak. Unsur perlu saja tidak cukup, mesti ditambah unsur mendesak juga. Mungkin disebabkan hal ini saya pernah dianggap 'sombong' oleh sebagian kawan-kawan perempuan. :) Alhamdulillah selama bertunang tidak ada keadaan yang membuat kami mesti berhubung dengan pembicaraan melalui telefon.

Bersambung lagi...


Catatan:

Walaupun seorang laki-laki dan perempuan telah bertunang, pada hakikatnya perhubungan di antara mereka masih seperti perhubungan di antara laki-laki dan perempuan yang ajnabi (asing). Malah terkadang perlu lebih dibatasi berbanding dengan orang yang tidak bertunang. Karena dalam tempo bertunang, sedikit-sebanyak hati dan perasaan bisa bergejolak dan ternoda oleh godaan musuh #1 manusia, setan.

Bagi sebagian orang yang berhasil dipengaruhi oleh setan, terutama yang kurang faham tentang batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan di dalam Islam, pertunangan bisa menjadi justifikasi (pembenaran) baginya untuk melakukan 'apa saja' bersama pasangannya. Karena dia beranggapan bahwa nantinya mereka akan menikah juga. Padahal tidak sedikit ikatan pertunangan yang kesudahannya tidak sesuai harapan.

Setan senantiasa berusaha untuk merusak niat dan proses ibadah nikah hamba-hamba Allah dengan berbagai cara. Setan sangat kreatif dalam menjerumuskan anak Adam ke dalam lembah dosa. Hanya dengan perlindungan-Nya saja kita bisa terlepas dari tipu daya setan. Maka mohonlah kepada Allah SWT supaya diberi kekuatan dan senantiasa dijaga.