RENUNGAN AKHIR TAHUN

  • 2
Sekitar 365 hari yang lalu, sekitar 52 minggu yang lalu, kira-kira 12 bulan yang lalu, kira-kira setahun yang lalu saya masih berstatus mahasiswa di IAIN STS Jambi. Saya rasa ketika itu saya memiliki beberapa rencana dan target yang ingin saya capai untuk kebaikan diri saya dan orang-orang yang saya cintai. Tapi hari ini saya tidak ingat lagi apa saja rencana dan target yang telah saya buat. Dan saya juga tidak pasti apa yang saya capai setahun terakhir ini sesuai rencana dan target saya atau tidak. Bagaiman dengan Anda? Apakah tidak jauh berbeda?

Saya coba merenung kenapa hal ini bisa terjadi? Akhirnya saya menyimpulkan, hal ini karena saya hanya sekedar merencanakan dan meletakkan target di kepala sehingga motivasi untuk mencapainya bersifat sementara. Ketika ingat, terpacu dan semangat untuk melangkah maju. Ketika lupa, seperti tiada arah yang hendak dituju.

Saya tidak mau hal seperti ini terulang kembali. Jadi, mulai sekarang setiap rencana yang disusun dan target yang ingin dicapai harus tertulis dan dipajang di tempat yang strategis supaya bisa terbaca berulang-ulang sehingga meresap masuk ke dalam pikiran bawah sadar saya.

Sempena awal tahun hijriyah dan masehi ini ada beberapa target yang ingin saya capai. Namun untuk saat ini target utama yang harus terpenuhi adalah menggenapkan sebagian agama pada bulan Juni 2010, insya Allah. Walaupun saat ini saya masih belum bertemu dengan calon pendamping saya. Tapi saya yakin dengan janji Allah bahwa perempuan yang baik-baik untuk laki-laki yang baik dan begitu pula sebaliknya (al-Nur: 26). Semoga Allah berkenan menganugerahkan pendamping yang terbaik bagi agama, dunia dan akhirat saya. Allahumma amin!

REZEKI SILATURAHIM - PART 2

Saya masih di Melaka. Saya berencana akan menghadiri interview bagi penerimaan pegawai baru di Ma'had Tahfiz Negeri Pahang (MTNP) pada minggu ke-2 bulan November 2009. Tapi semua berkas yang diperlukan seperti ijazah dan sertifikat tertinggal di Aceh. Karena ketika dulu berangkat dari Aceh, memang tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk mencari kerja di negeri jiran tersebut. Tapi mungkin disebabkan rezeki silaturahim, akhirnya saya mendapat peluang yang tak pernah saya duga sebelumnya.

Untuk berkas yang saya perlukan akhirnya juga dapat diselesaikan berkat rezeki silaturahim dengan saudara Mohamad Azar, Yang Di-Pertua PKPMI Cawangan Aceh. Atas bantuan beliau, akhirnya berkas saya di Aceh dibawa oleh saudari Masturah yang kebetulan akan pulang dari Aceh ke Malaysia pada hari Rabu, 11 November 2009. Saya mengambil berkas tersebut dari saudari Masturah di LCCT-KLIA.

Keesokan harinya, Kamis, 12 November 2009, saya dan Bang Arasz, abang ipar saya, berangkat ke Kuantan untuk memenuhi undangan Dato' Zul untuk menghadiri interview bagi penerimaan pegawai baru MTNP. Setelah mempersiapkan segala keperluan dan berkas-berkas yang diperlukan pada pagi itu, kami berangkat dari Melaka menuju Kuantan sebelum pukul 1 PM.

Rute perjalanan yang ditempuh adalah Serkam-Segamat-Kuantan. Ketika hampir sampai Segamat, disebabkan jalan yang licin karen hujan, sempat terjadi kecelakaan kecil. Di sebuah tikungan 45 derajat, saat rem ditekan, mobil NAZA Ria yang kami tumpangi masih melaju agak kencang sehingga keluar dari jalan dan kemudian menabrak tiang besi rambu penunjuk jalan yang ada di tikungan tersebut. Tedengar bunyi agak keras saat mobil menabrak tiang rambu tersebut.

Saya menduga kerusakan yang dialami lumayan parah dan ada bagian mobil yang penyot. Tapi setelah diperiksa, ternyata hanya sedikit lecet tanpa ada kesan penyot sedikitpun pada bumper depan. Aneh tapi nyata. Saya dan Bang Arasz sendiri sangat terkejut dengan kesan kecelakaan yang tidak parah seperti dugaan kami. Al-hamdu lillahi katsira! Bisa jadi, salah satu bentuk rezeki silaturahim. Karena dari awal niat saya ke Kuantan selain untuk menghadiri interview di MTNP, saya juga berencana sekalian ingin bersilaturahim ke rumah keluarga angkat dan sahabat baik saya.

Kami sampai di MTNP sekitar pukul 4:25 PM dan disambut langsung oleh Dato' Zul, Pengarah MTNP. Saat itu saya berpakaian batik warna merah kepunyaan Bang Arasz dan memakai songkok baru yang juga baru saja dibelikan oleh Bang Arasz saat akan berangkat ke Kuantan. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya saya kemudian saya di-interview oleh Ustaz Mohd Lafzul Bin Muda, Ketua Penolong Pengarah HEP (Hal Ehwal Siswa) MTNP di ruang meeting MTNP. Sedangkan Bang Arasz bersama Dato' Zul ke tempat lokasi kuda milik MTNP.

Setelah selesai urusan di MTNP, Dato' Zul mengajak Bang Arasz dan saya untuk minum petang di sebuah warung dekat pantai Tanjung Lumpur. Setelah itu, Bang Arasz dan saya pamit untuk kembali ke Melaka. Sebelumnya, Dato' Zul membelikan sebungkus lekor untuk kami sebagai oleh-oleh dari Kuantan. Lagi-lagi rezeki silaturahim.

Sebagaimana niat awal saya, sebelum pulang ke Melaka, kami menyempatkan diri untuk bersilaturahim ke rumah sahabat baik saya di Galing Besar, Mohd Farham Bin Mohd Zainuddin. Allahumma irhamhu! Amin! Saya berkunjung bersilaturahim dengan keluarganya. Keluarga Farham memiliki tempat khusus di hati saya karena saya pernah tinggal bersama keluarganya pada liburan puasa dan hari raya 1425 H. Pada waktu itu saya dan Farham sama-sama masih semester 2 dan sama-sama mengambil Syukbah Dakwah di Darul Quran JAKIM.

Dari Galing Besar, kami menuju ke Beserah, tepatnya di Taman Satelit, untuk bersilaturahim dengan keluarga angkat saya. Keluarga ini menjadi keuarga angkat saya ketika program Bakti Huffaz pada akhir tahun 2003. Tapi kunjungan saya kali ini tanpa kehadiran Mohd Hafiz Bin Yusuf, saudara angkat yang sama umur dengan saya. Dia meninggal dunia karena sakit sekitar setahun yang lalu. Allahumma irhamhu! Amin! Dari Beserah pun kami mendapat jamuan makan dan oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Melaka. Rezeki silaturahim lagi. :)

Setelah itu kami pamit untuk pulang ke Melaka. Rute perjalan kali ini Kuantan-Segamat-Serkam. Al-hamdu lillah, perjalanan pulang ke Melaka berjalan lancar. Kami selamat sampai di rumah sekitar pukul 1 AM, awal pagi keesokan harinya.

MISTERI JODOH

  • 2
Slm. Maaf m'ganggu. Ana ada anta emel. Wslm
From +6013xxxxxxxx
Date 22/12/2009
Time 9:02 PM

Demikian pesan singkat yang masuk ke
handphone Nokia 6670 yang sudah lebih 4 tahun menemani saya dengan setia. Handphone ini sebenarnya sudah ketinggalan zaman. Tetapi tidak terlintas di pikiran saya untuk menggantinya dengan yang lain. Bahkan casing-nya pun masih yang asal. Selama ini saya tidak pernah bermasalah degannnya. Selagi masih berguna, biarlah dia tetap menjadi sahabat saya. Hanya satu hal yang bisa saya janjikan. Saya akan mencoba untuk terus setia. Dan saya yakin dia pun sama.

Saya membuka
e-mail saya dan membaca isi e-mail yang dimaksud dengan teliti. Saya berusaha menjaga hati dan pikiran supaya tetap bersikap dan berpikir positif. E-mail tersebut menyatakan tentang suatu keputusan yang merubah rencana bayt al-muslim saya. Al-hamdu lillah! Saya berhasil untuk tetap dalam keadaan positive feeling dan positive thinking terhadap penulis yang e-mail-nya baru saja saya baca.

Sejurus setelah membaca e-mail tersebut, saya menulis comment di entry JANGAN MENGUNDANG AZAB sebagai muhasabah ke atas diri terhadap apa yang baru saja terjadi. Comment saya tersebut akhirnya menjadi entry tersendiri dengan judul KONTEMPLASI.
Disingkatkan cerita, akhirnya pagi tadi (30/12) tepat pukul 7:32 AM, saya menerima sms dari saudari itu yang meminta supaya hubungan antara saya dan dia cukup hanya sampai di sini. Keputusannya tidak berubah, hanya tertunda 8 (delapan) hari saja. Dia memohon maaf kepada saya atas keputusannya itu.

Dalam buku La Tahzan karangan Dr 'Aidh al-Qarny ada pesan tertulis, "Sesungguhnya kesulitan yang kita alami akan memperkuat hati, menghapus dosa, mematahkan keangkuhan, dan menghancurkan kesombongan yang ada dalam diri. Kesulitan dapat menghapus kelalaian, menyalakan semangat untuk ingat kepada Tuhan, mengundang rasa belas kasihan kepada orang lain, dan berakibat kita memperoleh doa dari orang soleh."

Pesan di atas sangat mengena dan membuat saya lebih mantap untuk tetap dalam keadaan
positive feeling dan positive thinking terutama kepada Allah SWT. Saya tidak perlu berlarut-larut dalam kesedihan apa lagi sampai menangis hanya karena peristiwa ini. Karena hal itu tidak menyelesaikan masalah. Lebih baik saya berfokus pada solusi, bukan malah berlarut-larut atau tenggelam dalam masalah.

Kalau bisa bersikap dan berfikir positif, kenapa bersikap dan berfikir tidak positif? :) Allah Maha Mengetahui. Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Apa yang terbaik untuk kita menurut Allah mungkin tidak seperti yang kebanyakan manusia sangka. Selalu ada hikmah di balik rencana yang Allah siapkan khusus untuk kita, hamba-Nya.

Benarlah bahwa sebenarnya urusan jodoh itu sudah selesai Allah siapkan bahkan sebelum kita lahir ke dunia ini. Jadi, ubahlah energi cinta dari ingin memiliki menjadi ingin memberi, dari mencari mejadi mempersiapkan diri. Bukankah perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik pula? Saya merasa belum layak disebut sebagai laki-laki yang baik tapi saya terus berusaha ke arah itu. Karena sesungguhnya tidak ada noktah akhir untuk menjadi seorang yang baik di sisi Allah.

Sebagai iktibar atas musibah, baca juga ALLAH NAK BAGI BARU

Positive thinking is not enough while I don't have positive feeling.
So, I promise myself to look at the sunny side of everything and make my optimisme come true.

Catatan:

Saya yakin bahwa sebelumnya saudari itu telah berpikir sangat matang dan tidak mungkin gegabah dalam mememutuskan hal ini. Tidak mungkin keputusan sebesar ini diputuskan dengan asal-asalan. Terlebih lagi setelah saya mengajukan beberapa pernyataan dan pertanyaan supaya dia mempertimbangkan kembali keputusannya tersebut. Tapi mungkin saja sekarang bukan waktu yang tepat baginya untuk memberi jawaban dan penjelasan tentang keputusannya.

Saya peribadi al-hamdu lillah bisa menerima kejadian ini dengan lapang dada dan senantiasa berusaha memaknai hikmah di balik rencana Allah ini. Saya harap pembaca juga bisa bersikap dan berpikir positif. Cukuplah 2 pesan (pesan Dr 'Aidh al-Qarny dan pesan penutup) di atas menjadi 'ibrah terhadap peristiwa ini.

Entry ini saya publish untuk menjadi bayan bagi yang ingin mengetahui sekilas tentang hal ini. Menurut saya, hal ini lebih baik saya ceritakan sendiri di dalam blog ini dari pada keluarga, kawan-kawan maupun kenalan saya mendengar cerita ini dari orang lain yang belum tentu benar-benar tahu mengenai hal ini. Wallahu al-Musta'an!

I'DAD UNTUK JIHAD

"Dan persiapkanlah segala kemampuan untuk menghadapi mereka (musuh) berupa kekuatan yang kamu miliki dan pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan yang selain dari mereka yang kamu tidak mengetahui mereka tetapi Allah mengetahui mereka." (al-Anfal: 60).

Untuk menyertai pasukan jihad, seseorang harus berlatih agar bersedia dalam menghadapi pertempuran. Jihad mustahil terlaksana tanpa ada persiapan terlebih dahulu. Dan ulama telah sepakat bahwa kalau ada suatu hal wajib yang tidak sempurna tanpa adanya suatu hal lain, maka hal lain tersebut juga wajib. Oleh karena itu maka persiapan-persiapan untuk berjihad hukumnya juga wajib seperti hukum jihad itu sendiri. Cukuplah ayat di atas menjadi dalil tentang ibadah i'dad sebagai salah satu rangkaian dari ibadah jihad.

Rasulullah SAW menyertai ghazwah (perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW) sebanyak 28 kali setelah hijrah ke Madinah. Rasulullah hidup di Madinah selama kurang lebih 10 tahun lamanya. Jadi, kalau dihitung-hitung dalam setahun Rasulullah SAW beserta para sahabat R.A. bisa berperang lebih dari 2 kali. Itu belum termasuk sariyah (perang yang kepimpinannya diwakilkan oleh Rasulullah SAW kepada salah seorang sahabat R.A.). Subhanallah! Tidak pernahkah terdengar oleh kita tentang ibadah i'dad yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat R.A.? Ataukah musuh-musuh Allah telah berhasil menyembunyikannya atau bahkan menghapusnya dari kitab dan pikiran umat ini?
I'dad, ribath dan qital adalah di antara tahapan dalam berjihad. Istilah-istilah syar'i ini terdengar begitu asing di telinga kaum muslimin saat ini. Istilah-istilah tersebut terasa asing bahkan bagi para penuntut ilmu agama sekalipun.

Jihad banyak menuai kecaman dan hujatan bahkan dari orang-orang yang oleh masyarakat awam mereka disebut cendekiawan muslim, pemikir Islam, kiyai maupun alim-ulama. Mereka -disebabkan oleh serangan pemikiran oleh musuh-musuh Allah- telah memahami jihad dalam arti yang jauh dari makna sebenarnya. Padahal keempat ulama madzhab telah bersepakat bahwa definisi jihad secara syar'i adalah qital (berperang) di jalan Allah melawan orang-orang kafir.

Banyak ayat maupun hadis yang menyebutkan tentang peran dan keutamaan jihad dalam penegakan agama. Bahkan Rasulullah SAW menggambarkan ibadah jihad sebagai dzarwah sanam al-Islam (puncak ibadah tertinggi dalam Islam). Ibadah jihad juga merupakan parameter kemuliaan dan ketinggian umat Islam di hadapan Allah SWT dan seluruh makhluk-Nya dari kalangan jin dan manusia. Seberapa besar kesungguhan mereka dalam melaksanakan ibadah jihad ini sangat menentukan kemuliaan dan ketinggian Islam.

Dari Abu Hurayrah R.A., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mati padahal ia belum pernah berperang, dan tidak pernah terlintas di benaknya keinginan untuk berperang maka ia mati di atas salah satu cabang kemunafikan." (H.R. Muslim)

Syaikh al-Islam, Ibnu Taimiyah berkata, "Wajib melakukan persiapan untuk jihad dengan i'dad kekuatan dan kuda-kuda yang ditambatkan pada saat umat lemah untuk berjihad. Sesungguhnya perkara yang mana kewajiban tidak akan sempurna kecuali dengan adanya perkara tersebut, maka adanya perkara tersebut adalah wajib." (Majmu' Fatawa: 28/355).

Syaikh Abdullah Azzam mengatakan, "Bukti kejujuran seseorang dalam memohon syahadah (mati syahid) adalah dengan melakukan i'dad. Jika mereka mau berangkat jihad, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu."

Wallahu ta'ala a'lam bi al-shawab.

Ya Allah, berilah kesempatan kepada kami untuk berjihad dan mati syahid di jalan-Mu! Amin!

MENUJU JAMAAH AL-MUSLIMIN

  • 0
Pertama sekali saya mendengar kata Jamaah al-Muslimin dan Jamaah min al-Muslimin dari seorang abang senior yang mengajukan pertanyaan kepada kawan saya mengenai perbedaan keduanya. Pada waktu itu saya tidak tahu jawaban yang sebenarnya, hanya bisa menduga dan menebak jawaban seperti apa yang ingin didengar oleh abang tersebut.

Kini, lebih 5 tahun setelah kejadian itu, barulah saya mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa itu Jamaah al-Muslimin dan Jamaah min al-Muslimin. Sebab 5 tahun yang lalu saya dan kawan-kawan yang lain juga tidak dapat penjelasan lebih lanjut mengenainya. Apakah karena kami dianggap sudah paham ataukah abang itu sendiri juga belum punya penjelasan yang detail ketika itu. Wallahu ta'ala a'lam.

Namun pada akhir bulan Juli 2009 yang lalu saya menemukan sebuah buku yang berjudul 'Menuju Jamaatul Muslimin' di rumah kost kawan saya. Waktu itu saya masih berada di Jambi dan berstatus sebagai mahasiswa IAIN STS Jambi.

Buku 'Menuju Jamaatul Muslimin' adalah terjemahan buku 'Al-Tariq ila Jamaah al-Muslimin' yang merupakan tesis yang diajukan oleh Syeikh Husayn bin Muhammad bin 'Aly Jabir untuk meraih gelat master di Universitas Islam Madinah dan lulus dengan nilai imtiyaz.

Intinya,
Jamaah al-Muslimin adalah nama lain dari Khilafah Islamiyah. Hukum menegakkan Khilafah pada saat ketiadaannya adalah fardhu kifayah. Semua umat Islam tetap dituntut dengan kewajiban tersebut dan kewajiban itu tidak gugur sehingga umat Islam berhasil menegakkannya atau menempuh jalan yang akan mengantarkan kepada tertegaknya Khilafah.

Sedangkan
Jamaah min al-Muslimin adalah sekelompok umat Islam yang membawa dakwah untuk menegakkan Jamaah al-Muslimin pada masa ketiadaannya. Disebabkan pada masa sekarang tidak ada lagi Jamaah al-Muslimin sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah di Turki pada 3 Maret 1924, maka wajib diupayakan jalan menuju terbentuknya Jamaah al-Muslimin tersebut dengan dibentuknya Jamaah min al-Muslimin yang mengupayakan perwujudan Jamaah al-Muslimin.

Kenapa kita tidak menemukan penjelasan terperinci tentang hal ini pada kitab-kitab ulama
salaf? Syeikh Husayn bin Muhammad bin 'Aly Jabir berpendapat karena pada zaman generasi umat Islam dahulu, mereka tidak pernah membayangkan musibah ketiadaan Khilafah seperti sekarang ini akan terjadi.

Wallahu ta'ala a'lam.

It's time for us to change. It's up to you and me.
Either we make history. Or we become history.
(Soldiers of Allah)

Baca juga RESENSI: MENUJU JAMAATUL MUSLIMIN

SKRIPSI OH SKRIPSI

  • 3
Wisuda tanggal 30 Juni 2009. Pendaftaran wisuda ditutup tanggal 23 Juni 2009. Tapi tiga minggu sebelum itu, skripsi saya belum juga selesai. Masih berkutat di bab 2 dan 3. Sedangkan bab 4 masih dalam bentuk kerangka. Bab 5, jangan ditanya!

Sedangkan sahabat baik saya, Mohd Safwan Mohd Noor, baru saja selesai menghadapi ujian munaqasyah dan mendapat nilai B+ untuk skripsinya. Dengan begitu, dia layak mendapatkan gelar S.Sos.I (Sarjana Sosial Islam) untuk digandingkan dengan gelar al-Hafiz.

Saya coba merenung dan membanding-bandingkan keadaan kami berdua. Safwan adalah junior saya di Darul Quran JAKIM, datang untuk kuliah di IAIN Jambi terlambat beberapa bulan dari saya, kedudukannya juga selalu di belakang saya (karena kalau ke kampus, pasti saya yang duduk di depan bawa motor). Tapi kali ini dia di depan saya. Dia mendapat gelar sarjana lebih cepat dari saya. Renungan ini kemudian menjadi salah satu pemacu kebangkitan saya.
Sebelumnya saya tidak terlalu bergairah lagi untuk segera selesai pada semester ini. Tapi setelah mendengar cerita tentang Fakhrul Anwar yang berhasil menembus aturan birokrasi kampus untuk mendaftar wisuda sehari setelah tanggal pendaftaran wisuda ditutup, semakin membuat saya semakin optimis bahwa saya tetap bisa wisuda pada semester ini.

Saya merenung kembali. Apa ada yang bisa menghalangi saya untuk mendaftar wisuda pada semester ini? TIDAK ADA! Saya bersandar sepenuhnya pada Allah Yang Maha Kuasa. Bukankah tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya? Selama tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, maka tidak ada pula yang tidak mungkin bagi kita. Lebih baik berusaha saja dulu semaksimal mungkin. Tidak lupa diiringi dengan kekuatan doa dan tawakkal. Saya sangat optimis walaupun saya munaqasyah sehari sebelum wisuda, saya masih tetap bisa untuk menjadi salah seorang wisudawan pada keesokan harinya. Tidak pernah saya seoptimis ini sebelumnya.

Saya juga coba membayangkan kerugian apa saja yang akan saya tanggung jika saya terlambat wisuda pada semester ini. Di antaranya:
  • Banyak mubazir waktu. Jika tidak sempat wisuda kali ini, harus menunggu 6 bulan lagi. Hanya karena terlamabat menyelesaikan 70 halaman skripsi harus menunggu 6 bulan untuk wisuda? No way!
  • Tambah rugi umur. Kalau bisa habis 4 semester, kenapa tambah jadi 5 semester?
  • Rugi uang (biaya hidup, transport, kost, dan lain-lain). Mulai bulan Januari 2009, saya minta kepada ayah supaya tidak dikirimi uang lagi. Sejak itu saya mulai berwirausaha untuk membiayai berbagai keperluan.
  • Dan lain-lain.

Singkat cerita, saya berhasil menyelesaikan sisa skripsi dalam waktu kurang dari tiga minggu. Mungkin ini yang dimaksud oleh Mas Jaya Setiabudi dengan The Power of Kepepet. Pada hari Rabu, saya berhasil mendaftar agenda untuk sidang munaqasyah. Keesokan harinya, Kamis, 25 Juni 2009 menjelang waktu zhuhur, saya berhasil mendapat nilai B+ untuk ujian skripsi saya.
Untuk sementara, saya bisa santai dan tenang karena tinggal menunggu hari Selasa, 30 Juni 2009 untuk bergelar seorang wisudawan. Tapi perjuangan belum berakhir. Tugas untuk memperbaiki skripsi, meminta pengesahan dari penguji, pembimbing dan sekretaris sidang, kemudian memperbanyak dan menjilid skripsi tersebut masih menanti. Dan terakhir sekali, skripsi yang telah diperbanyak dan dijilid harus diserahkan kepada penguji, pembimbing, fakultas dan perpustakaan kampus, barulah syarat-syarat untuk mengambil ijazah terpenuhi.
Pesan saya untuk kawan-kawan yang skripsi/tesis/disertasinya masih belum selesai juga, segera buat jadwal dan target bulanan, mingguan dan harian untuk tulisan ilmiah Anda tersebut. Kemudian bayangkan kerugian dan penderitaan yang harus Anda tanggung sekiranya tugas Anda tidak segera selesai. Disamping itu, bayangkan juga kelebihan dan keuntungan yang akan Anda terima sekiranya tugas Anda bisa selesai seusuai jadwal dan target Anda. Jadikan hal itu kekuatan Anda untuk melawan rasa malas dan penundaan. Semoga cepat selesai. Dan semoga sukses!

KENAPA MENULIS BLOG?

Saya lebih suka membaca dari pada menulis. Tapi saya lebih suka lagi membeli buku dari pada membaca. Walaupun belum semua buku yang dibeli habis terbaca. :) Bagaimana dengan website? Dulu saya kurang begitu suka membaca di website berhubung untuk menggunakan fasilitas internet saya harus ke warung internet. Tulisan di internet sangat banyak tapi waktu yang tersedia tergantung pada berapa uang yang disiapkan. Jadi, biasanya saya lebih suka melakukan 'copy + paste' atau save as website tersebut untuk bisa dibaca pada waktu offline. Ini salah satu cara sederhana untuk menghemat uang. :D

Website yang sering saya ikuti dari dulu adalah saifulislam.com blog milik Ustaz Hasrizal alias Abu Saif. Namun belakangan ini saya juga suka membaca hasanhusaini.com, blog kepunyaan Ihsan Fadhli, junior saya di Darul Quran JAKIM. Mungkin karena kedekatan emosional antara abang dan adik yang membuat saya begitu larut menikmati buah pikiran adik saya tersebut.

Saya tidak ingat lagi kapan pertama kali saya menulis di blog. Sebelumnya saya pernah menggunakan blog di friendster dan multiply. Tapi entah kenapa, akhirnya saya tidak pernah posting tulisan lagi di kedua blog tersebut. Kedua blog saya tersebut akhirnya mati suri sampai sekarang.

Adapun blog ini, saya juga tidak ingat kapan pertama sekali saya mengaktifkannya. Tapi dari info yang saya lihat di
profil, ternyata blog saya ini pertama sekali diaktifkan pada Oktober 2006, beberapa bulan setelah saya tamat belajar di Darul Quran JAKIM.

Kembali pada judul di atas, kenapa menulis blog? Titik awal kesadaran yang membuat saya terdorong untuk mengaktifkan kembali blog saya ini adalah tulisan adik saya, Ihsan Fadhli, yang berjudul 'Wasiat Terbuka Untuk Huffaz'. Wasiat yang disampaikan memang sangat mengena. Jazakumullahu ahsan al-jaza' saya ucapkan kepada adik saya, Ihsan Fadhli. Saya yakin ada begitu ramai yang sudah, sedang dan akan terkesan dengan wasiat tersebut. Bisa jadi, Anda yang sedang membaca ini adalah yang berikutnya.

Di samping itu, sebagaimana pesan adik Marwan Bukhari, 'adik' dari adik saya, Ihsan Fadhli, di dalam blognya juga semakin memotivasi diri ini supaya terus berkontribusi untuk dakwah melalui penulisan di blog. Pesan adik Marwan Bukhari berbunyi, "Aku akan terus menulis. Biarpun karyaku tidak sehebat al-Maududi, al-Ghazali mahupun al-Syafie. Sekurang-kurangnya akan menjadi burhan di hadapan Ilahi. Bahawa jari-jari ini pernah menari di pentas tarbawi."

Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui hati-hati ini telah berhimpun di atas rasa cinta kepada-Mu, bertemu atas ketaatan kepada-Mu, bersatu atas dakwah kepada-Mu dan berjanji setia akan menolong (menegakkan) syari'at-Mu. Maka eratkanlah ya Allah simpulan ikatannya, kekalkanlah kasih sayang di antaranya, tunjukkanlah jalannya, penuhilah dengan cahaya-Mu yang tak pernah pudar, terangkanlah dadanya dengan limpahan iman terhadap-Mu, juga dengan keindahan tawakkal kepada-Mu... Amin!

REZEKI SILATURAHIM - PART 1

  • 0
Jum'at, 6 November 2009 yang lalu Bang Arasz, abang ipar saya, mengajak saya ikut dengannya untuk bertemu dengan kawan lamanya ketika belajar di Mesir dulu. Ternyata kawan yang dimaksud adalah Dato' Haji Zulkifli Bin Haji Ali, Pengarah Ma'had Tahfiz Negeri Pahang (MTNP). Beliau meminta abang ipar saya supaya membawa beliau ke Ma'had Tahfiz Negeri Melaka (MTNM) di Chenderah, tempat abang ipar saya pernah berkhidmat sebagai pengetua untuk beberapa saat. Ketika itu beliau kebetulan sedang ada tugas dan pertemuan di Melaka. Sedikit waktu luang yang ada, ingin beliau manfaatkan untuk study tour and comparation antara MTNP dan MTNM.

Sekarang ini kita jarang bisa menemukan seperti apa yang beliau lakukan. Sekarang kita menemukan orang biasanya berusaha bagaimana bisa memanfaatkan study tour untuk jalan-jalan. Tapi saya lihat beliau berusaha di mana ada waktu luang dan kebetulan sedang di luar daerah, malah mencari tugas tambahan di daerah tersebut untuk kepentingan umat.

Kami menjemput Dato' Zul di hotel, kemudian langsung meluncur ke Chenderah, kampung di mana MTNM berada. Sesampai di sana, kami disambut langsung oleh Pengetua MTNM. Untuk beberapa saat, Pengetua MTNM, Dato' Zul dan Bang Arasz terlibat dalam perbincangan tentang berbagai hal. Saya sendiri lebih banyak diam dan memperhatikan perbincangan mereka.

Setelah dari MTNM, Dato' Zul, Bang Arasz dan saya bergegas menuju ke masjid untuk menunaikan shalat Jum'at. Dan setelah shalat Jum'at, kami makan siang di salah satu restoran yang terkenal di Bandar Melaka. Makan siang hari itu agak mewah bagi saya. Itulah kali pertama saya makan lobster merah yang besar. :) Sebelum ini hanya pernah melihat lobster seperti itu di kaca tv tanpa pernah mencicipi. Dan makanan tersebut semuanya 'ala hisaby Dato' Zul. Ini namanya rezeki silaturahim.

Setelah makan siang, kami menuju hotel untuk mengantar Dato' Zul. Sebelum itu, Dato' Zul dan saya sempat berkenalan dan berbincang-bincang di dalam mobil. Ketika itulah saya mendapat tawaran dari beliau untuk berkhidmat di MTNP. Pada awalnya saya mengira tawaran beliau hanya basa-basi. Tapi ternyata tawaran tersebut beliau sebut ulang berkali-kali. Bahkan ketika sudah kami sudah berpisahpun, beliau masih mengingatkan tentang tawaran tersebut melalui abang ipar saya. Ini memang benar-benar serius. Bisa jadi ini juga rezeki silaturahim. :)

To be continue...

SOME HIKMAH TO SHARE

  • 0
Kaab Bin Malik menunda-nunda persiapan untuk berangkat jihad ke Tabuk bersama jaisy al-'usrah. Dia bahkan berencana baru akan menyusul rombongan tersebut setelah 1-2 hari. Tetapi penundaan dan rasa malas akhirnya telah mencegahnya untuk berangkat ke sana. Oleh sebab itu dia beserta 2 orang sahabat yang lain dihukum selama 50 hari oleh Allah SWT (al-Taubah: 81). Jadi, jangan menunda-menunda kebaikan! Seperti tugas, amanah, taubat, membayar hutang, melaksanakan wajibat al-yawmiyyah, meninggalkan maksiat, dan sebagainya. Karena menunda hal yang baik pasti akan berakhir tidak baik.

Laksanakan tugas/amanah dengan rapi dan teliti! Karena jika tidak dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati, dikhawatirkan hasilnya akan tidak menyenangkan di hati. Bahkan terkadang perlu diulang kembali. Contoh: Shalat yang tidak khusyu' terkadang harus diperbaiki dengan menambah sujud sahwi. Kalau ada rukun shalat yang tertinggal, maka rakaatnya perlu ditambah atau bahkan shalatnya perlu diulangi lagi.

Sekiranya kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dengan ketaqwaan, niscaya apa yang tampak pada pandangan manusialah yang menjadi ukuran kemulian. Seperti rupawan, hartawan, bangsawan, ilmuan dan lain sebagainya. Namun,
sesungguhnya kemuliaan di sisi Allah hanyalah dengan taqwa. Sehingga orang yang mulia di sisi Allah terkadang tidak tampak mulia pada pandangan manusia. Begitu pula sebaliknya.

TAUJIH SEORANG MURABBI

  • 6
Aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amalku tak mungkin dilakukan orang lain, karenanya aku sibukkan diriku untuk beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku, karenanya aku malu bila Dia melihatku melakukan maksiat. Aku tahu kematian menantiku, karenanya kupersiapkan bekal untuk bertemu Rabb-ku.

Akhi, berapa kali antum khianati perjanjian antum dengan Allah? Bukankah teramat sering? Antum di malam hari tahajjud dengan uraian air mata memelas ampunan tapi di siang hari antum ikuti hawa nafsu hingga lupa akan Allah. Dan berapa kali pula antum shaum di siang hari atau memberikan taujih rabbany kepada orang lain, lalu di malam hari antum tertidur lelap berbuat maksiat?

Allahumma, bagaimana mungkin aku punya besar rasa akan menggapai ridha-Mu sedangkan aku amat tau akan keadan diriku sendiri. Ampuni aku Tuhanku. Allahumma innaka 'afuwwun karimun tuhibbu al-'afwa fa-'fu 'anny!

Akhi, di tengah gelapnya malam, di tengah dinginnya malam, di tengah senyapnya malam, tahukah antum bahwa ada laki-laki yang lama tegak dalam rakaat tahajjud-nya, atau ada wanita khusyu' berwajah syahdu berurai air mata yang tersungkur sendu di atas sajadahnya.

Akhi, ikutilah jejak langkah mereka! Hiasilah malam-malammu seperti mereka berzikir dan tetap dalam ketaatan kepada Rabb-nya! Bacalah Qur'an seperti mereka! Sedih dan sendu berhiaskan isak tangis khauf kepada Rabb mereka. Lembutkanlah hatimu seperti lembutnya hati mereka! Ikhlas, senantiasa hanya mengharapkan keridhaan Rabb mereka. Alahai betapa sucinya... Jadikanlah cintamu seperti cinta mereka! Tiada terbagi sekeping jua untuk harta, tahta dan pria/wanita. Akhi, maukah antum seperti mereka?

Author: Irfan Permana Abu Hawariyah (Allahumma irhamhu. Amin!)


Catatan:

Ustaz Irfan adalah sahabat baik sekaligus saudara ipar Bang Nizam, abang saya. Pada bulan November 2009 yang lalu, saya berkesempatan bersilaturahim ke rumah mertua Bang Nizam di Sukabumi. Pada saat itulah saya sempat mencatat nasihat yang tertulis di pintu kamar Ustaz Irfan ini. Setidaknya ada buah tangan dari Sukabumi yang bisa saya berikan untuk pembaca. :) Semoga bermanfaat dan pahalanya terus mengalir kepadanya. Amin!

Nasihat dari seorang yang mukhlis memang selalu memberi kesan yang mendalam walaupun dia telah pergi meninggalkan dunia yang fana ini.

Kisah tentang meninggalnya Ustaz Irfan bisa dibaca di sini.

KALI INI DIBALAS 100 KALI LIPAT

  • 3
Juma'at lalu (18/12) saya hendak mengambil uang di ATM Maybank. Sebelum masuk pintu ruangan tempat mesin ATM berada, saya melihat seorang ibu yang kurang bernasib baik duduk di dekat pintu menanti belas kasih hamba Allah yang bernasib lebih baik darinya. Langsung terdetik di hati saya. Wah! Ini rezeki saya! Kebetulan tangan saya juga sudah agak gatal karena sudah lama tidak bersedekah. :)

Setelah mengambil uang di ATM, saya memeriksa isi dompet saya. Ada beberapa lembar RM 1, selembar RM 5 dan 3 lembar RM 50 yang baru saya ambil dari ATM. Kalau cuma kasih RM 1-2, saya malu pada diri sendiri. RM 50? Wah, saya belum sanggup! Di samping itu uang tersebut saya ambil dari ATM khusus untuk membeli keperluan harian. Karena sudah seminggu lebih ini saya selalu menggunakan barang
roommate saya di MTNP. Hari itu saya baru 9 hari berkhidmat sebagai mu'allim di Maahad Tahfiz Negeri Pahang (MTNP).

Akhirnya saya putuskan hanya bisa memberi RM 5. Dan saat itu juga saya teringat suatu pesan yang menganjurkan supaya kita memberi sedekah dengan penuh rasa hormat kepada orang yang menerima sedekah kita. Jabat erat tangannya, pandang dalam-dalam matanya, tepuk pundaknya kemudian ucapkan kata-kata yang baik untuk menghiburnya dan doakan kebaikan untuknya.

Memang sebelum-sebelum ini saya hanya sekedar memberi tanpa memperhatikan hal-hal seperti ini apalagi sampai bersikap begitu santun kepada penerima sedekah. Sebelum-sebelum ini saya hanya sekedar memberi materi dan sama sekali tidak membangun ikatan emosi. Malah pernah juga memberi sekedarnya dengan maksud mengusir atau supaya tidak terus-menerus diikuti. Astaghfirullah!

Saya berjalan ke depan ibu tadi kemudian berjongkok sehingga sama rendah dengan si ibu, tidak seperti sebelum-sebelumnya, sekedar membungkuk lalu melempar uang ke tempat yang telah tersedia. Saya memanggilnya lalu menghulurkan uang. Karena bukan mahram, tidak mungkin saya menjabat tangannya. :) Saya mengucapkan sesuatu kepadanya, menatap sekedarnya, kemudian pergi meninggalkannya menuju mobil di tempat parkir.

Ketika sudah berada di mobil, sekilas saya melihat ibu tadi sedang menadahkan kedua tangannya ke atas. Saya yakin bahwa tidak ada yang didoakan oleh ibu itu kecuali kebaikan. Apapun itu, semoga Allah berkenan mengabulkan permintaannya dan memberikan kebaikan kepadanya. Amin!

Hari ini (24/12) tepat seminggu setelah peristiwa di atas, saya mendapat balasan 100 kali lipat dari sedekah saya. Tadi siang dalam
meeting bersama semua pegawai MTNP, diumumkan bahwa semua pegawai MTNP mendapat bonus 1 kali gaji bulanan berkat pencapaian cemerlang pelajar-pelajar tingkatan 3 dalam PMR yang baru saja diumumkan pada pagi hari. Sedangkan saya yang baru 12 hari mengabdi di MTNP diumumkan berhak mendapat bonus RM 500. Padahal saya mengabdi di situ belum cukup 2 minggu. Dan bisa dikatakan, saya sama sekali tidak terlibat dengan pencapaian cemerlang PMR tersebut. Kalaupun tidak mendapat bonus, saya bisa akur dan sangat sadar dengan status saya yang masih baru.

Saat itulah saya berfikir, kira-kira apa penyebab saya diberi rezeki RM 500 tersebut oleh Allah. Setelah beberapa saat, saya teringat tentang sedekah RM 5 minggu lalu. Bisa jadi itulah penyebabnya.
Wallahu ta'ala a'lam. Biasanya setiap kebaikan yang kita lakukan, minimal mendapat ganjaran 10 kali lipat (al-An'am: 160). Tapi kali ini dibalas 100 kali lipat. Al-hamdu lillahi katsira!

Ketika saya melihat kalender, rupanya Jum'at (18/12) yang lalu bertepatan dengan 1 Muharram 1431 H. Apakah ini juga menjadi salah satu penyebab sedekah saya tersebut dibalas 100 kali lipat? Sekali lagi, W
allahu ta'ala a'lam. Yang pasti hal ini bukan suatu kebetulan. Karena saya yakin, dalam ilmu Allah tidak ada yang kebetulan.

Selalu ada hikmah di balik rencana yang Allah atur untuk kita, hamba-Nya.

KONTEMPLASI

  • 0
Saya adalah manusia biasa yang mempunyai potensi untuk berbuat 'fujur' dan 'taqwa'. Saya bukanlah orang yang ma'shum (terpelihara dari berbuat dosa). Jadi disadari atau tidak, disengaja atau tidak, terkadang saya juga melakukan berbagai dosa. Terlebih lagi syaitan senantiasa memperindah setiap dosa agar terlihat indah pada pandangan manusia.

Alhamdulillah, Allah masih berkenan menutupi aib saya. Karena sekiranya Allah membuka aib saya, mungkin tidak ada lagi tempat di dunia ini yang bisa menerima keberadaan saya. Dan sekiranya dosa itu memiliki bau, niscaya tidak ada satupun makhluk yang mendekati saya karena bau dosa yang busuk melekat pada diri ini yang begitu nista.

Terkadang azab itu disegerakan di dunia. Supaya saya segera bertaubat dan kembali kepada-Nya. Mudah-mudahan saya sempat bertaubat dari segala dosa yang pernah saya perbuat. Andai hari ini adalah hari terakhir saya, semoga husn al-khatimah menjadi penutupnya. Sehingga di akhirat nanti diri ini tidak lagi menanggung siksa neraka. Allahumma amin!

Kepada siapa saja yang pernah terzhalimi oleh saya, tidak ada yang sangat saya harapkan selain pemberian maaf yang tulus ikhlas dari Anda. Hanya Allah saja yang bisa membalas segala budi baik Anda dengan sempurna. Saya peribadi, mencoba sedaya upaya untuk senantiasa memaafkan siapa saja. Karena saya percaya jika kita bisa dengan mudah memaafkan orang lain, maka Allah beserta makhluknya pun bisa dengan mudah memaafkan kita.

Ya Allah, ampunilah hamba! Izinkanlah hamba masuk Surga-Mu tanpa harus lebih dulu merasakan azab neraka.


Ya Allah, hamba mengakui nikmat-nikmat yang telah Engkau kurniakan kepada hamba dan hamba mengakui dosa-dosa hamba , maka ampunilah hamba ! Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau wahai Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Amin!