JANJI NABI, MENANTI ATAU MEMPERSIAPKAN?

  • 1
Dari Nu'man Bin Basyir, ia berkata, "Kami duduk-duduk di masjid Rasulullah SAW. Basyir adalah seorang yang tidak banyak bicara. Kemudian datang Abu Tsa'labah dan berkata, 'Wahai BAsyir Bin Sa'ad apakah kamu hafal hadis Rasulullah SAW tentang para penguasa?' Maka Huzaifah tampil dan berkata, 'Aku hafal khutbahnya.' Lalu Abu Tsa'labah duduk mendengarkan Huzaifah berkata, 

'Rasulullah SAW bersabda: (1) Muncul kenabian di tengah-tengah kamu selama masa yang dikehendaki Allah kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendaki. (2) Kemudian akan muncul khilafah 'ala minhaj al-nubuwwah selama masa yang dikehendaki Allah kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendaki. (3) Kemudian akan muncul malikan 'adhdhan (raja yang menggigit) selama masa yang dikehendaki Allah kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendaki. (4) Kemudian akan muncul malikan jabriyyah (raja yang diktator) selama masa yang dikehendaki Allah kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendaki. (5) Kemudian akan muncul lagi khilafah 'ala minhaj al-nubuwwah." 

(H.R. Ahmad 4/275, Abu Dawud 4/211, Tirmizi 4/503)

"Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Kemudian batu dan pohon berkata, 'Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia!' Kecuali pohon gharqad, karena itu adalah pohonnya orang Yahudi." (H.R. Bukhari 4/51, Muslim 7/188, Lu'lu' wa al-Marjan 3/308, Ahmad 1/11&219).

Klik di sini untuk melihat link yang memberitakan tentang usaha Zionis Yahudi menanam pohon gharqad bagi mempersiapkan diri untuk menghadapi janji Nabi SAW tersebut. Mereka berbuat demikian atas dasar meyakini apa yang disampaikan oleh Nabi SAW.
Janji Nabi kepada Suraqah Bin Malik tentang gelang Raja Parsi telah tepenuhi. Janji tentang pembukaan Kostantinopel juga telah terbukti.

Di antara janji Nabi SAW yang belum terjadi sampai saat ini ialah (1) tentang tertegaknya kembali khilafah 'ala minhaj al-nubuwwah, (2) janji kemenangan ke atas Yahudi dan (3) janji tentang fath al-Rumiyyah (hadis dari Abu Qubail dari Abdullah bin Amru bi al-'Ash, dikeluarkan oleh Ahmad dalam al-Mustadrak 2/276, disahihkan oleh al-Hakim, disepakati oleh al-Dzahabi dan al-Albani).

Namun ingatlah perintah Allah: Wa a'iddu ... (al-Anfal: 60). Di samping itu, Allah juga berjanji: ... layastakhlifannahum fi al-ardh ... (al-Nur: 55)

Jadi bagaimana tindakan kita seharusnya? Menanti dengan pasrah janji tersebut atau mengambil peran menjadi bagian dari golongan yang berusaha untuk mempersiapkan dan kemudian mewujudkan janji tersebut dengan izin Allah SWT?

Katakanlah, "Tidak ada yang kamu (orang kafir) tunggu ke atas kami kecuali salah satu dari dua kebaikan (kemenangan atau mati syahid)." (al-Taubah: 52)

Mati adalah kepastian tapi syahid adalah pilihan

Catatan:

Mengenang dan mengambil iktibar dari sejarah kelam umat Islam 86 tahun yang silam sambil menyuburkan kembali harapan dan semangat perjuangan.

Ingatlah saudaraku! Arah dan tujuan kita jangan berubah, langkah harus semakin tegap, karena perubahan adalah kepastian, bangkitkan semangat, dan rebut setiap peluang, jangan sibuk dengan hal-hal yang tidak penting, lenyapkan keraguan, dan yakinlah bahwa Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagian yang hakiki. (Shoutul Harakah)

1 comment: