TEUNGKU HAJI AHMAD HASBALLAH ABU INDRAPURI

  • 0
Teungku Chik Umar Lam U atau dikenal juga sebagai Teungku Chik Umar Di Yan adalah ulama asli Aceh (bukan pendatang). Beliau digelar dengan Teungku Chik Umar Lam U karena berasal dari Lam U. Dan digelar sebagai Teungku Chik Umar Di Yan karena pada akhir hayatnya beliau menetap, meninggal dan dimakamkan di Yan, Kedah, Malaysia. Beliau adalah seorang hafizh al-Qur'an dan memiliki keahlian dalam Fiqh. Teungku Chik Umar Di Yan memiliki 2 orang isteri. Melalui salah seorang isterinya ini lahir seorang ulama tersohor Teungku Haji Abdullah atau lebih dikenal dengan sebutan Abu Lam U. Dan dari isteri yang lain lahir 3 orang putra, yaitu:
  • Teungku Ahmad Hasballah atau lebih dikenal sebagai Abu Indrapuri. Lahir pada tahun 1888 M / 1305 H.
  • Teungku Muhammad Dahlan atau dikenal juga sebagai Teungku Muhammad Dahan atau Teungku Madhan, yang bergelar Tgk. Chik di Yan. Lahir pada tahun 1891 M / 1308H. Anak perempuan Teungku Muhammad Dahan, Datin Rashidah adalah isteri Sastrawan Negara (Malaysia), Datuk Ahmad Said.
  • Teungku Hamid, ayah dari Zainuddin Hamid atau lebih populer dengan sebutan Let Bugeh.
Abu Indrapuri adalah pemimpin Syarikat Islam di Aceh juga salah seorang pendiri Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) yang Ketua Umumnya adalah Teungku Muhammad Daud Beureueh.

Residen Aceh, Teuku Nyak Arif, memberi kepercayaan kepada para ulama PUSA untuk mendirikan dan memimpin Mahkamah Syar'iyah. Di antara ulama PUSA tersebut ialah Abu Indrapuri. Selain beliau, Teungku Muhammad Daud Beureueh, Teungku Haji Jakfar Siddik Lamjabat dan Teungku Muhammad Hasby Ash-Shiddieqy merupakan ulama-ulama besar lain yang terlibat dalam Mahkamah Syar'iyah tersebut.

Setelah ikut menandatangani fatwa bersama ulama PUSA dengan Teungku Muhammad Daud Beureueh, Teungku Haji Hasan Krueng Kale dan Teungku Haji Dja'far Siddik Lamjabat tentang perjuangan melawan penjajah Belanda merupakan 'Perang Sabil', Abu Indrapuri telah jatuh sakit dan dibawa ke Pulau Pinang untuk berobat.

Keluarga Abu Indrapuri telah menjadikan Kampung Aceh di Yan sebagai pusat pendidikan Islam mulai abad ke-19. Beliau meninggal dunia dan dikebumikan di makam keluarga di Setoi, Kampung Aceh, Yan, Kedah, Malaysia.

Wallahu ta'ala a'lam!

Dari berbagai sumber. Di antaranya:
Haji Safiruddin

Catatan:
  • Saya memiliki pertalian darah dengan Abu Indrapuri sebagai cicit. Ayah saya, Haji Safiruddin, adalah cucu Abu Indrapuri. Nenek saya, Teungku Fatimah (kami cucunya biasa memanggil dengan sebutan Nek nyak) adalah anak perempuan Abu Indrapuri. Sedangkan kakek saya, Teuku Ahmad Haji, adalah menantu Abu Indrapuri.
  • Saya dan keluarga pernah beberapa kali menziarahi makam moyang saya, Teungku Chik Umar Di Yan, buyut saya, Abu Indrapuri, di pemakaman keluarga di Kampung Aceh, Yan, Kedah, Malaysia.
  • Sedangkan nenek saya, Teungku Fatimah meninggal ketika musibah tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004 dan keluarga saya tidak berhasil menemukan jenazahnya.
  • Sebagian masyarakat Kampung Aceh di Yan masih menggunakan bahasa Aceh dalam percakapan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment