HARGA SEBUAH KELALAIAN

  • 0
Siang itu, Sabtu, 24 Oktober 2009, pukul 13:55 saya akan berangkat dari Selangor, Malaysia ke Jawa Barat, Indonesia dengan pesawat AirAsia rute Kuala Lumpur-Bandung. Berarti paling telat saya harus check in sebelum pukul 13:10 karena loket check in ditutup 45 menit sebelum boarding.

Posisi saya saat itu masih di kamar Mohd Hafizan di Kolej Ibu Zain, UKM. Sebelum berangkat, saya menyempatkan diri menulis status di facebook saya:

Raisul Fadhla akan ke KL Sentral. Kemudian ke LCCT untuk terbang ke Bandung, Jawa Barat dengan pesawat AirAsia pukul 13:55 waktu M'sia. Mohon doanya! (11:20)

Saya punya waktu kurang dari 1 jam 50 menit lagi sebelum check in ditutup dan 2 jam 35 menit lagi sebelum pesawat berangkat. Saya seharusnya berangkat lebih awal. Minimal 4 jam sebelum waktu boarding. Tapi berhubung pada pagi itu beberapa orang kawan -yang sudah sangat lama tidak bertemu- datang khusus untuk bersilaturahim, saya jadi lupa waktu. LALAI!

Rute perjalanan saya seharusnya adalah: Dari UKM ke Stasiun Komuter (kereta api listrik) UKM diantar oleh Firdaus Mokhtar naik motor. Dari Stasiun Komuter UKM ke KL Sentral dengan komuter. Kemudian dari KL Sentral menumpang Skybus menuju LCCT karena tiketnya sudah di-online booking.

Tapi untuk mengejar pesawat, rute perjalanan saya terpaksa diubah. Dari UKM ke Stasiun Komuter UKM diantar oleh Firdaus Mokhtar naik motor. Dari Stasiun Komuter UKM seharusnya ke KL Sentral, berubah menjadi Stasiun Komuter Salak Selatan. Dari situ saya beralih ke kereta ekspress KLIA Transit dengan tujuan KLIA (Kuala Lumpur International Airtport). Kemudian dari KLIA menuju LCCT, saya terpaksa menumpang taxi bandara 'Airport Limo (M) Sdn Bhd' yang harga tiketnya menyamai uang jajan saya seminggu (waktu masih kuliah di Jambi).

Pada tiket taxi tertera pukul 13:12. Berarti saya sudah terlambat 2 menit untuk check in. Saya bertanya kepada supir taxi, kira-kira dari KLIA menuju LCCT memakan waktu berapa lama. Katanya sekitar 20-30 menit. Wah! "Masih sempat insya Allah! Pokoknya usaha dulu! berhasil ngga berhasil, belakangan.", begitu pikir saya. Saya berusaha untuk tetap dalam keadaan alpha, positive thinking dan optimis sampai habis.

Dalam perjalanan, supir taxi tersebut sempat curhat ke saya kalau sebelumnya dia baru saja membawa bule (mat saleh-malay) dari KLIA ke LCCT. Bule tersebut menumpahkan kemarahan kepadanya karena sebelumnya dia menyewa taxi dari KL Sentral menuju LCCT dengan biaya RM90 (sekitar Rp 252.000,-) tetapi oleh supir taxi KL Sentral tersebut, bule itu dibawa ke KLIA. Jadi bule tersebut terpaksa menyewa taxi bandara lagi. Mana sudah terlambat lagi. Sebagai taxi yang ditumpangi, supir taxi bandara tersebut menjadi korban pelampiasan kemarahan bule tersebut. Kasihan juga dia! Orang lain yang salah, dia yang kena marah.

Dalam hati saya bergumam, "Abang ini ngga tau kalau saya sebenarnya juga sudah terlambat check in." Kalau saya pikir kembali, apa gunanya juga bule tadi mengumbar emosi apa lagi sampai marah-marah kepada supir taxi ini. Toh, tidak menyelesaikan masalah juga. Malah hanya memperburuk keadaan. Santai aja lagi! Kaya saya gitu! :D

Saya sampai di LCCT sekitar pukul 13:35, kira-kira 20 menit lagi sebelum pesawat take off. Masih sempat, insya Allah! Kalau saja tidak dalam keadaan alpha dan positive thinking yang tinggi, mungkin saya sudah putus asa dan tidak jadi meneruskan usaha. Soalnya loket untuk check in jelas-jelas sudah ditutup 45 menit sebelum take off, belum lagi nanti ada antrian untuk cap stempel paspor di loket imigrasi yang biasa antriannya cukup panjang dan lama. Namun karena "tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah" telah meresap kuat dalam pikiran saya, maka saya teruskan ikhtiar dengan tawakal yang tinggi kepada-Nya. Wallahu al-Musta'an.

Akhirnya, saya diizinkan untuk mendapatkan
boarding pass di loket check in. Satu! Dan untung saja tidak ada antrian di loket check in. Karena biasanya antriannya lumayan menguras waktu. Dua! Antrian di loket imigrasi juga tidak panjang. Hanya dua orang antrian. Tiga! Belum berakhir! Masih ada satu pos pemeriksaan lagi yang harus dilalui. Pemeriksaan barang bawaan dengan x-ray. Pun tidak ada antrian. Empat! Begitu lepas di pos pemeriksaan barang, petugas di pintu boarding langsung mengarahkan saya untuk menuju pesawat. Saya bergegas menuju pesawat yang sudah siap-siap mau berangkat. Akhirnya saya berhasil masuk dan duduk di kursi pesawat dengan tenang. Lima!


Saya baru saja melalui lima hal yang luar biasa (di luar kebiasaan). Bagi saya ini bukan sebuah kebetulan tapi merupakan kemudahan-kemudahan yang Allah atur dan rencanakan khusus untuk saya. Alhamdulillah katsira!

Adapun harga yang harus saya bayar untuk sebuah kelalaian ini berjumlah:
  • RM 3.30 - tiket komuter UKM-KL Sentral
  • RM 9.00 - tiket Skybus (burned)
  • RM 26.50 - tiket kereta ekspress KLIA Transit Salak Tinggi-KLIA
  • RM 42.20 - tiket taxi Airport Limo (M) Sdn Bhd KLIA-LCCT
  • Total RM 81.00 = Rp 226.8000,- (RM 1 = Rp 2.800,-)

Catatan:

Don't try this at home! But, always be positive! :D

Kalau ingin ke bandara, atur waktu yang 'aman' untuk berangkat supaya tidak terlambat!

Begitu sampai bandara, langsung check in! Karena terkadang antrian untuk check in cukup panjang. Belum lagi kalau ada antrian yang lainnya.

Khusus kalau berangkat dari bandara di Indonesia, siapkan sejumlah uang untuk airport tax!

Khusus bagi warga negara Indonesia yang ingin ke luar negeri, siapkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) sebagai syarat untuk bebas fiskal! Hari gini ngga punya NPWP, apa kata dunia? Tapi jangan cuma mau bebas fiskal aja! Pajaknya dibayar tiap tahun ya! Orang bijak taat pajak! :D

No comments:

Post a Comment