ARTI PERNIKAHAN BAGI SAHABAT SAYA

  • 0
Pernikahan adalah salah satu topik segar yang sering dibicarakan jika bertemu dan bertanya kabar dengan kawan lama. Namun ada yang menarik dari cerita pernikahan seorang sahabat saya yang satu ini. Sebut saja namanya ZA.

Singkat cerita, setelah menikah dengan isterinya yang ternyata anak seorang juragan yang kaya raya, ayah mertua ZA mengumpulkan keluarganya untuk menyaksikan penyerahan sebagian harta kekayaan yang telah dipersiapkan untuk anaknya yang baru saja dinikahi ZA. Rupanya sudah menjadi tradisi dalam keluarga tersebut, ayah mertuanya telah mempersiapkan harta untuk diserahkan kepada anak-anaknya setelah menikah. Bagi anak laki-laki diserahkan langsung kepada orangnya. Bagi anak perempuan diserahkan kepada suaminya sebagai imam di dalam rumah tangga.

Untuk pengetahuan pembaca, sebelumnya ZA tidak menyangka kalau isterinya anak seorang juragan. Yang dia tahu isterinya itu perempuan shalihah. Dia pun menikah dengan perempuan tersebut karena dijodohkan melalui perantaraan ustaz dan ustazahnya.

Di antara harta kekayaan yang akan diserahkan kepada ZA berupa uang tunai sebesar Rp100 juta (di dalam sebuah tas), 2 ruko di Jakarta beserta unit usahanya, beberapa bidang tanah beserta sertifikatnya, dll. Seketika itu juga ZA meminta pendapat isterinya. Isterinya menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada ZA. Untuk menghargai ayah mertuanya, ZA menerima pemberian ayah mertuanya.

Namun tanpa disangka (saya sendiri tepana dan hampir tidak percaya mendengar kisahnya), pada saat itu juga ZA meminta supaya ayah mertuanya juga menghargainya. ZA mengembalikan semua kekayaan pemberian ayah mertuanya tersebut. Bagi ZA, diberi kepercayaan untuk menjadi imam bagi isterinya saja sudah menjadi anugerah yang tak terhingga dari orang tua dan keluarga isterinya tersebut.

Untuk seketika nafas saya tertahan karena terkejut mendengar kisah ZA tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka masih ada orang seperti itu. Dan selama ini orang tersebut cukup rapat dengan saya. Saya seakan baru saja membaca novel atau membayangkan sebuah cerita sinetron. (Untuk kawan-kawan yang punya bakat menulis, bisa nih! Mana tau cerita ini bisa jadi inspirasi untuk tulisan Anda).

Kira-kira bagaimana dengan kita sebagai laki-laki jika mendapat tawaran seperti itu dari mertua? Akankah tindakan kita serupa dengan ZA?
Bagaimana pula dengan Anda sebagai perempuan jika suami Anda bertindak sedemikian rupa? Adakah secuil kecewa?

Saya membayangkan, kalau saja saya di posisi ZA mungkin tanggapan yang saya berikan terhadap pemberian kekayaan itu akan berbeda. Namun begitu mendengar kisah ZA, saya berazam untuk memurnikan kembali niat saya dalam mempersiapkan diri untuk menyempurnakan sebagian agama saya. Ternyata masih banyak yang perlu saya benahi, semoga belum terlambat bagi saya untuk kembali menata hati.

Bagaimana dengan Anda?

"Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai. Dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada keturunanku. Sungguh, aku bertobat kepada-Mu. Dan sungguh, aku termasuk orang yang menyerahkan diri kepada-Mu." (Al-Ahqaf: 15)

Amin!

No comments:

Post a Comment