KENAPA MENULIS BLOG?

  • 2
Saya lebih suka membaca dari pada menulis. Tapi saya lebih suka lagi membeli buku dari pada membaca. Walaupun belum semua buku yang dibeli habis terbaca. :) Bagaimana dengan website? Dulu saya kurang begitu suka membaca di website berhubung untuk menggunakan fasilitas internet saya harus ke warung internet. Tulisan di internet sangat banyak tapi waktu yang tersedia tergantung pada berapa uang yang disiapkan. Jadi, biasanya saya lebih suka melakukan 'copy + paste' atau save as website tersebut untuk bisa dibaca pada waktu offline. Ini salah satu cara sederhana untuk menghemat uang. :D

Website yang sering saya ikuti dari dulu adalah saifulislam.com blog milik Ustaz Hasrizal alias Abu Saif. Namun belakangan ini saya juga suka membaca hasanhusaini.com, blog kepunyaan Ihsan Fadhli, junior saya di Darul Quran JAKIM. Mungkin karena kedekatan emosional antara abang dan adik yang membuat saya begitu larut menikmati buah pikiran adik saya tersebut.

Saya tidak ingat lagi kapan pertama kali saya menulis di blog. Sebelumnya saya pernah menggunakan blog di friendster dan multiply. Tapi entah kenapa, akhirnya saya tidak pernah posting tulisan lagi di kedua blog tersebut. Kedua blog saya tersebut akhirnya mati suri sampai sekarang.

Adapun blog ini, saya juga tidak ingat kapan pertama sekali saya mengaktifkannya. Tapi dari info yang saya lihat di
profil, ternyata blog saya ini pertama sekali diaktifkan pada Oktober 2006, beberapa bulan setelah saya tamat belajar di Darul Quran JAKIM.

Kembali pada judul di atas, kenapa menulis blog? Titik awal kesadaran yang membuat saya terdorong untuk mengaktifkan kembali blog saya ini adalah tulisan adik saya, Ihsan Fadhli, yang berjudul 'Wasiat Terbuka Untuk Huffaz'. Wasiat yang disampaikan memang sangat mengena. Jazakumullahu ahsan al-jaza' saya ucapkan kepada adik saya, Ihsan Fadhli. Saya yakin ada begitu ramai yang sudah, sedang dan akan terkesan dengan wasiat tersebut. Bisa jadi, Anda yang sedang membaca ini adalah yang berikutnya.

Di samping itu, sebagaimana pesan adik Marwan Bukhari, 'adik' dari adik saya, Ihsan Fadhli, di dalam blognya juga semakin memotivasi diri ini supaya terus berkontribusi untuk dakwah melalui penulisan di blog. Pesan adik Marwan Bukhari berbunyi, "Aku akan terus menulis. Biarpun karyaku tidak sehebat al-Maududi, al-Ghazali mahupun al-Syafie. Sekurang-kurangnya akan menjadi burhan di hadapan Ilahi. Bahawa jari-jari ini pernah menari di pentas tarbawi."

Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui hati-hati ini telah berhimpun di atas rasa cinta kepada-Mu, bertemu atas ketaatan kepada-Mu, bersatu atas dakwah kepada-Mu dan berjanji setia akan menolong (menegakkan) syari'at-Mu. Maka eratkanlah ya Allah simpulan ikatannya, kekalkanlah kasih sayang di antaranya, tunjukkanlah jalannya, penuhilah dengan cahaya-Mu yang tak pernah pudar, terangkanlah dadanya dengan limpahan iman terhadap-Mu, juga dengan keindahan tawakkal kepada-Mu... Amin!

2 comments:

  1. aduh...terkesan amat dengan posting ini bang rais..namun, ana masih butuhkan tunjuk ajar dari abang2 yg sudah lama dipentas dakwah..adikmu ini masih hijau mentah, masakan tidak ada yang perlu diperbetulkan...apapon, majulah dakwah, kerana demikian kita dihidupkan tuhan..

    ReplyDelete
  2. Ana terlebih dahulu terkesan dengan wasiat nta, akhy! Disebabkan wasiat nta tu lah ana tergerak untuk mengaktifkan blog ni. Di samping banyak lagi hal-hal lain yang perlu ana dan kita semua buat.

    Sememangnya kita selaku manusia tidak terlepas daripada berbuat silap dan salah. Kerana itulah kita perlu saling mengingatkan dalam kebenaran (tawasaw bi al-haq) untuk mengelakkan diri daripada tergolong ke dalam golongan manusia yang rugi.

    Wallahu ta'ala a'lam.

    "Toward developing quranic generation"

    ReplyDelete