SKRIPSI OH SKRIPSI

  • 3
Wisuda tanggal 30 Juni 2009. Pendaftaran wisuda ditutup tanggal 23 Juni 2009. Tapi tiga minggu sebelum itu, skripsi saya belum juga selesai. Masih berkutat di bab 2 dan 3. Sedangkan bab 4 masih dalam bentuk kerangka. Bab 5, jangan ditanya!

Sedangkan sahabat baik saya, Mohd Safwan Mohd Noor, baru saja selesai menghadapi ujian munaqasyah dan mendapat nilai B+ untuk skripsinya. Dengan begitu, dia layak mendapatkan gelar S.Sos.I (Sarjana Sosial Islam) untuk digandingkan dengan gelar al-Hafiz.

Saya coba merenung dan membanding-bandingkan keadaan kami berdua. Safwan adalah junior saya di Darul Quran JAKIM, datang untuk kuliah di IAIN Jambi terlambat beberapa bulan dari saya, kedudukannya juga selalu di belakang saya (karena kalau ke kampus, pasti saya yang duduk di depan bawa motor). Tapi kali ini dia di depan saya. Dia mendapat gelar sarjana lebih cepat dari saya. Renungan ini kemudian menjadi salah satu pemacu kebangkitan saya.
Sebelumnya saya tidak terlalu bergairah lagi untuk segera selesai pada semester ini. Tapi setelah mendengar cerita tentang Fakhrul Anwar yang berhasil menembus aturan birokrasi kampus untuk mendaftar wisuda sehari setelah tanggal pendaftaran wisuda ditutup, semakin membuat saya semakin optimis bahwa saya tetap bisa wisuda pada semester ini.

Saya merenung kembali. Apa ada yang bisa menghalangi saya untuk mendaftar wisuda pada semester ini? TIDAK ADA! Saya bersandar sepenuhnya pada Allah Yang Maha Kuasa. Bukankah tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya? Selama tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, maka tidak ada pula yang tidak mungkin bagi kita. Lebih baik berusaha saja dulu semaksimal mungkin. Tidak lupa diiringi dengan kekuatan doa dan tawakkal. Saya sangat optimis walaupun saya munaqasyah sehari sebelum wisuda, saya masih tetap bisa untuk menjadi salah seorang wisudawan pada keesokan harinya. Tidak pernah saya seoptimis ini sebelumnya.

Saya juga coba membayangkan kerugian apa saja yang akan saya tanggung jika saya terlambat wisuda pada semester ini. Di antaranya:
  • Banyak mubazir waktu. Jika tidak sempat wisuda kali ini, harus menunggu 6 bulan lagi. Hanya karena terlamabat menyelesaikan 70 halaman skripsi harus menunggu 6 bulan untuk wisuda? No way!
  • Tambah rugi umur. Kalau bisa habis 4 semester, kenapa tambah jadi 5 semester?
  • Rugi uang (biaya hidup, transport, kost, dan lain-lain). Mulai bulan Januari 2009, saya minta kepada ayah supaya tidak dikirimi uang lagi. Sejak itu saya mulai berwirausaha untuk membiayai berbagai keperluan.
  • Dan lain-lain.

Singkat cerita, saya berhasil menyelesaikan sisa skripsi dalam waktu kurang dari tiga minggu. Mungkin ini yang dimaksud oleh Mas Jaya Setiabudi dengan The Power of Kepepet. Pada hari Rabu, saya berhasil mendaftar agenda untuk sidang munaqasyah. Keesokan harinya, Kamis, 25 Juni 2009 menjelang waktu zhuhur, saya berhasil mendapat nilai B+ untuk ujian skripsi saya.
Untuk sementara, saya bisa santai dan tenang karena tinggal menunggu hari Selasa, 30 Juni 2009 untuk bergelar seorang wisudawan. Tapi perjuangan belum berakhir. Tugas untuk memperbaiki skripsi, meminta pengesahan dari penguji, pembimbing dan sekretaris sidang, kemudian memperbanyak dan menjilid skripsi tersebut masih menanti. Dan terakhir sekali, skripsi yang telah diperbanyak dan dijilid harus diserahkan kepada penguji, pembimbing, fakultas dan perpustakaan kampus, barulah syarat-syarat untuk mengambil ijazah terpenuhi.
Pesan saya untuk kawan-kawan yang skripsi/tesis/disertasinya masih belum selesai juga, segera buat jadwal dan target bulanan, mingguan dan harian untuk tulisan ilmiah Anda tersebut. Kemudian bayangkan kerugian dan penderitaan yang harus Anda tanggung sekiranya tugas Anda tidak segera selesai. Disamping itu, bayangkan juga kelebihan dan keuntungan yang akan Anda terima sekiranya tugas Anda bisa selesai seusuai jadwal dan target Anda. Jadikan hal itu kekuatan Anda untuk melawan rasa malas dan penundaan. Semoga cepat selesai. Dan semoga sukses!

3 comments:

  1. Mohd Safwan S.Sos.I29/12/09 1:51 AM

    Salam 'alaik..

    Sebuah tulisan yang sangat menarik...yang mana saya tersenyum sendirian membacanya. Artikel ini juga mengingatkan "sebuah kenangan perjuangan" ketika menuntut di IAIN-Jambi dlu. Bermacam liku2 yang perlu ditempuh dalam mendapatkan gelar S.Sos.I. Apa2 pun terima kasih yang tidak terhingga kepada sahabat yang banyak membantu selama ini..

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum...
    Tulisan yg sanagt memotivasi saya ini bang...
    Mudah2an Pilihan target saya setelah semua pertimbangan bisa tercapai untuk wisuda Maret/April 2010...
    Mdh2n saya bisa termotifasi terus, untk menyelsaikan skrpsi scptnya walaupun jarak sidang msh lumayan lam...
    Bittaufiq wan Najah...

    ReplyDelete
  3. Bu_eeee, Pa_eeee anakmu dadi sarjanaaaa....

    teriakan dlam hati kecil itu yg slalu jdi lecutan buat saya ketika semangat membara tpi raga tak jua bergrak
    ya...kusedang brusaha mematahkan mitos dikampungku bahwa hanya orang yg berpunya yg bisa jd sarjana, bukan anak buruh seperti saya, yg ke jambi hanya bermodal semangat katanya

    tapi tidak... kupunya modal keyakinan yg amat besar atas kemudahan dan jalan yg akan Allah berikan

    tentunya...kelalaian, kelalpaan harus dibayar dengan sangat mahal

    buat akh rais thanks bejibun ya
    jujur ana terharu..ngh..ngh..

    ReplyDelete